Mengenal Suku Boti di NTT Dan Kehidupanya

Suku Boti di NTT, kehidupannya memang hampir tidak pernah terekspos oleh masyarakat luas.

Pasalnya, komunitas memang hidup jauh di pedalaman dan jauh dari perkotaan. Atau lebih tepatnya, Suku Boti tinggal di pegunungan.

Selain itu, Suku Boti juga merupakan suku tertua yang ada di Nusa Tenggara Timur.

Dan jika dilihat dari garis keturunannya, suku ini masih keturunan dari Atoni Melu, yang merupakan suku asli dari Pulau Timor.

Keunikan lain dari suku yang berasal dari NTT ini adalah, terlihat dari sistem kepemimpinan desanya.

Jika biasanya suatu desa dipimpin oleh kepala desa.Namun lain halnya dengan Desa Boti, yang merupakan tempat tinggal dari Suku Boti.

Baca Juga:

Kampung Adat Suku Boti di NTT

Kampung Adat Suku Boti di NTT – foto Budi Adnyana09

Lokasi Desa Boti di NTT

Desa Boti, merupakan tempat yang cukup terkenal di NTT. Wilayahnya sendiri, merupakan bagian dari objek wisata Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Lokasi desa yang masuk dalam wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan tersebut, dipimpin oleh seorang raja.

Tempat wisata tersebut, memang termasuk ramai oleh para wisatawan.

Selain itu, Desa Boti juga merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Kie, yang berjarak sekitar  40 kilometer dari Kota Soe.

Sistem Pemerintahan Suku Boti di NTT

Raja dan Ratu Suku Boti

Raja dan Ratu Suku Boti – Photo by Indonesia Expat

Pemimpin dari Desa Boti adalah seorang raja bernama Namah Benu, yang menggantikan ayahnya sejak tahun 2005 lalu.

Saat itu, bertepatan dengan wafatnya sang ayahanda.

Meskipun telah menjabat sebagai raja, namun kehidupan Namah Benu sangatlah sederhana, seperti masyarakat biasa pada umumnya.

Sosok pria sederhana yang menjabat sebagai raja ini, memiliki perilaku yang sangat sopan dan ramah.

Pakaian yang dipakainya pun seperti masyarakat lainnya. Meski demikian, masyarakat setempat sangat menghormatinya, karena kepribadiannya yang bersahaja.

Kepercayaan Masyarakat Suku Boti di NTT

Kepercayaan Suku Boti

Kepercayaan Suku Boti – Photo by Liputan 6

Suku Boti merupakan komunitas yang selalu memegang erat kepercayaannya (Halaika).

Mereka mempercayai, bahwa ada dua kekuatan yang menguasai alam di dunia ini, yaitu Uis Pah dan Uis Neno

Uis Pah adalah layaknya seorang ibu yang mengawasi, mengatur dan menjaga kehidupan di alam semesta beserta isinya.

Sementara Uis Neno, lebih dipercaya sebagai seorang bapak yang menguasai alam baka.

Dalam hal ini, yang akan menentukan, apakah seorang manusia akan masuk surga atau neraka.

Semuanya akan bergantung, dari semua amal dan perbuatan manusia itu sendiri, selama masih hidup di dunia.

Kehidupan Masyarakat Suku Boti di NTT

Kehidupan Masyarakat Suku Boti

Kehidupan Masyarakat Suku Boti – Photo by Tempo

Dalam kehidupan sehari-hari, ada pembagian tugas yang sangat jelas antara pria dan wanita di kalangan masyarakat Boti.

Para pria memiliki tugas mengurus permasalahan di luar rumah, seperti bercocok tanam dan berburu.

Sementara itu, urusan di dalam rumah semua dikerjakan oleh para wanita. Masyarakat desa Boti menganut paham monogami atau memiliki satu pasangan saja.

Dan yang unik adalah, setiap pria yang sudah menikah dilarang untuk memotong rambutnya.

Jika rambut semakin panjang, makan mereka akan mengikat rambut tersebut seperti konde.

Apabila kepercayaan dan aturan adat Boti dilanggar, maka akan ada sanksi yang diberikan kepada orang yang melanggar tersebut.

Sanksi yang diberikan adalah tidak akan diakui sebagai penganut kepercayaan Halaika, dan harus keluar dari komunitas desa Boti.

Kalender Harian Masyarakat Suku Boti di NTT

Masyarakat Suku Boti

Masyarakat Suku Boti – foto Paulo Tang

Salah satu tradisi yang masih terus dilakukan oleh masyarakat Boti hingga di era digital ini, yaitu  sistem kalender harian.

Dalam tradisi tersebut, penanggalannya dibuat sembilan hari dalam seminggu. Pasalnya, setiap hari memiliki arti khusus bagi masyarakat Boti.

Adapun penjelasanya, adalah sebagai berikut :

1. Neon Ai – Hari Api

Hari Api atau Neo Ai, dipercaya sebagai hari kebaikan yang dipenuhi peh penerangan dan selalu cerah.

Meski begitu tetap harus berhati-hati, karena saat manusia menggunakan api, tetap dapat menimbulkan bencana.

2. Neon Oe – Hari Air

Neon Oe adalah hari, yang seluruh aktivitas nya berorientasi kepada air. Setiap orang harus lebih bertanggung jawab, saat menggunakan air setiap harinya.

3. Neon Besi – Hari Besi

Neon Besi adalah ketika semua benda dengan unsur besi akan dikeramatkan.

Pastikan untuk selalu berhati-hati, saat menggunakan benda tajam seperti parang, pisau, tombak, pedang dan benda lain yang terbuat dari besi.

4. Neon Uis PAH Ma Uis – Hari Dewa Bumi dan Langit

Hari ini lebih ditujukan kepada semua makhluk hidup, agar selalu memuliakan Sang Pencipta dan Pemelihara Kehidupan serta Pemberi kesuburan.

Suku Boti di NTT

Suku Boti di NTT – Photo by Good News From Indonesia

5. Neon Suli – Hari Perselisihan

Neon Suli merupakan hari khusus untuk menyelesaikan perselisihan, yang dapat terjadi antar pribadi maupun di lingkaran masyarakat Boti.

6. Neon Masikat – Hari Berebutan

Hari yang unik ini, digunakan untuk melakukan aktivitas dan berkomunikasi antar sesama tetangga maupun yang tinggal di luar desa.

7. Neon Naek – Hari Besar

Neon Naek adalah hari besar, karena penuh dengan nuansa persaudaraan. Sehingga, semua hal yang dapat menimbulkan pertengkaran harus dijauhi.

8. Neon Liana – Hari Anak-anak

Hari khusus anak-anak ini dibuat, agar mereka dapat memperlihatkan kebahagiaannya dengan cara bermain.

Dan pada hari itu, setiap orang tua dilarang untuk membatasi aktivitas dari anak-anak tersebut.

9. Neon Tokos – Hari Istirahat

Neon Tokos merupakan hari yang dipenuhi oleh ketenangan bagi masyarakat Boti.

Dan hari tersebut, seluruh masyarakat Suku Boti di NTT, akan mensyukuri berkat yang telah mereka terima selam seminggu.

Baca Juga:

10 Suku Dengan Jumlah Penduduk Terbanyak di Indonesia

Mengenal Suku Pepadun Lampung Dan Budayanya

Wanita Suku Boti NTT

Wanita Suku Boti NTT – foto Simsimi _

Masyarakat Suku Boti terkenal akan prinsip hidupnya yang mandiri dan tidak menyukai keserakahan.

Mereka selalu menjaga kelestarian alam yang terdapat di sekitarnya, dan sangat anti untuk merusaknya.

Dan hingga saat ini, Suku Boti di NTT juga selalu memegang teguh adat serta kepercayaan, yang diwariskan oleh nenek moyangnya.

Meskipun, modernisasi mulai menyentuh dan memberikan pengaruh terhadap masyarakatnya.

 

 

You may also like...

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of