Mengenal Suku Pepadun Lampung Dan Budayanya
Suku Pepadun adalah, salah satu dari dua kelompok adat besar, dalam masyarakat Lampung. Masyarakatnya mendiami daerah pedalaman, atau daerah dataran tinggi Lampung.
Masyarakat Adat Lampung, terdiri atas dua sistem Pemerintahan. Yaitu, Masyarakat Komunitas Adat Budaya Lampung Saibatin (Peminggir/Pesisir), dan Masyarakat Komunitas Budaya Lampung Penyimbang (Pepadun/Pedalaman).
Dalam konteks ini, Masyarakat Komunitas Budaya Lampung Saibatin dikenal sebagai Suku Saibatin. Sedangkan Masyarakat Komunitas Budaya Lampung Penyimbang, merupakan Suku Pepadun.
Baca Juga:
- inilah daftar Suku Terkuat di Indonesia yang masih ditakuti dan mistis
- mengenal suku komering sumatera selatan
Daftar Isi Contents
Adat Budaya Suku Pepadun
Berdasarkan sejarah, suku ini memiliki kekhasan dalam hal tatanan masyarakat dan tradisinya, yang sudah berlangsung secara turun temurun.
Masyarakat Pepadun menganut sistem kekerabatan patrilineal, yang mengikuti garis keturunan bapak. Dalam suatu keluarga, kedudukan adat tertinggi berada pada anak laki-laki tertua dari keturunan tertua, yang disebut “Penyimbang”.
Gelar tersebut sangat dihormati, karena menjadi penentu dalam proses pengambilan keputusan.
Status kepemimpinan adat ini, akan diturunkan kepada anak laki-laki tertua, dan akan berjalan terus, pada generasi berikutnya.
Suku Pepadun cenderung berkembang lebih egaliter dan demokratis. Status sosial dalam masyarakatnya, tidak semata-mata ditentukan oleh garis keturunan.
Setiap orang memiliki peluang untuk memiliki status sosial tertentu, selama orang tersebut dapat menyelenggarakan upacara adat Cakak Pepadun. Gelar atau status sosial yang dapat diperoleh melalui upacara tersebut, adalah Suttan, Raja, Pangeran, dan Dalom.
Asal Nama Pepadun
Nama “Pepadun” berasal dari perangkat adat, berupa singgasana kayu yang digunakan dalam prosesi Cakak Pepadun. Tokoh yang akan diberikan gelar tersebut, akan duduk di singgasana tersebut, saat pemberian gelar.
Bahasa Dialek Suku Pepadun
Dialek bahasa yang digunakan oleh masyarakat Suku Pepadun adalah Bahasa Lampung, dengan dialek “O”. Pelafalan dalam pengucapannya, adalah dengan irama atau intonasi yang mengayun dan menekan.
Tidak jarang, pengguna bahasa dengan dialek “O” ini, diidentikkan sebagai masyarakat yang kurang ramah, karena cara berbicaranya. Namun, ada beberapa daerah dari Masayarakat Pepadun, yang menggunakan dialek “A”, dalam percakapan sehari-hari.
Simbol Hiasan Suku Pepadun
Hiasan yang digunakan oleh Suku Pepadun, adalah Siger untuk perempuan. Mahkota untuk kepala ini, berjumlah sembilan lekukan, sebagai perwakilan dari sembilan marga yang dimiliki dalam masyarakatnya.
Falsafah Hidup Suku Pepadun
Beberapa falsafah hidup yang dianut oleh Masyarakat Pepadun dan Masyarakat Lampung pada umumnya, adalah sebagai berikut ini.
Pesenggiri, yang mengajarkan untuk tidak mudah menyerah dan tidak mengenal takut. Selain itu, juga pantang mundur dalam menghadapi tantangan, yang datang dalam kehidupan. Dan bagi masyarakat ini, keberanian merupakan bagian dari harga diri.
Juluk-Adok, selalu mengajarkan, untuk selalu menggunakan nama-nama panggilan yang baik, terhadap diri sendiri maupun orang lain. Karena, panggilan yang baik tersebut bukan saja akan membuat orang lain terhormat, tetapi juga menunjukan martabat diri.
Nemuy-Nyimah, memiliki ajaran untuk selalu bersilaturahmi, dengan cara berkunjung dan dikunjungi, dengan sikap yang ramah dan pemurah. Kegiatan tersebut, adalah bagian dari sikap saling menghormati.
Nengah-Nyappur, mengandung tentang ajaran, agar selalu bergaul dengan masyarakat, agar dapat memperluas hubungan persahabatan dan kekeluargaan, dengan semua orang.
Sakay-Sambayan, adalah ajaran untuk tolong-menolong dan bergotong-royong, untuk mempererat hubungan persaudaraan dan kekeluargaan. Sehingga, setiap persoalan dapat diselesaikan secara bersama-sama.
Perkembangan Budaya Suku Pepadun
Dua kekayaan adat yang dimiliki oleh masyarakat lampung, adalah Adat Saibatin (Suku Saibatin) dan Adat Pepadun (Suku Pepadun).
Keduanya perlu dijaga kelestariannya, karena berasal dari akar rumput yang sama, yaitu Lampung.
Namun, yang perlu kita diwaspadai adalah, mulai lunturnya kepedulian generasi muda sekarang, untuk mengenal dan melestarikan adat dan budaya tersebut.
Seiring berjalannya waktu, budaya barat mulai mengambil alih adat dan tradisi Lampung ini. Pemerintah Daerah Lampung pun cukup aktif, untuk terus dapat memperkenalkan warisan budaya ini terhadap generasi muda, agar tidak cepat punah.
Baca Juga:
- daftar Suku di Pulau Jawa Dan Jumlah Penduduknya yang harus kamu tahu
- catat daftar Suku Di Maluku dan Maluku Utara yang terkenal
Demikianlah Sobat! Ulasan tentang Suku Pepadun Lampung, beserta dengan budayanya. Semoga dapat menambah wawasan, serta menjadi informasi dan referensi berguna, bagi yang membutuhkannya.