Budaya Suku Saibatin Lampung Dan Kesenianya
Suku Saibatin merupakan salah satu suku asli, yang berasal dari Provinsi Lampung. Masyarakatnya banyak mendiami daerah pesisir Lampung, yang membentang dari timur hingga ke barat daerah tersebut.
Wilayah persebaran dari suku asli ini, mencakup Lampung Timur, Lampung Selatan, Bandar Lampung, Pesawaran, Tanggamus, dan Lampung Barat.
Dalam silsilah kekerabatannya, suku ini menganut patrilineal, atau mengikuti garis keturunan
ayah.
Meski demikian, suku ini memiliki kekhasan dalam hal tatanan masyarakat, serta tradisinya yang cukup unik dan penuh warna.
Baca Juga:
- mengenal suku pepadun lampung dan budayanya yang khas
- inilah daftar Suku di Sumatera Selatan yang harus kamu tahu
Daftar Isi Contents
Pengertian Dan Identitas Suku Saibatin
Saibatin memiliki makna “Satu Batin” atau “Satu Junjungan”. Sesuai dengan tatanan sosial dalam adatnya, yang hanya memiliki satu Sultan (Saibatin Raja Adat Dikepaksian), dalam setiap generasi kepemimpinan.
Budaya suku asli ini, memang cenderung bersifat aristokratis. Karena, kedudukan adat hanya dapat diwariskan, secara turun temurun melalui lintas generasi.
Budaya Suku Saibatin
Adat dari Saibatin, akan selalu menarik garis keturunan dari Ayah, dan mementingkan peranan seorang anak laki-laki dalam anggota keluarganya. Terutama, sebagai penerus keturunan.
Namun apabila sebuah keluarga tidak mempunyai anak laki-laki, pihak perempuan dapat melakukan pengangkatan anak laki-laki.
Seremoni ini, akan dilakukan melalui upacara adat pemberian gelar, yang dikenal dengan istilah “Anak Mentuha”.
Masyarakat adat Saibatin memiliki budaya, serta organisasi adat dan komunitas budaya, yang dibedakan menjadi dua golongan adat besar.
Keduanya adalah, Masyarakat Adat Peminggir (Saibatin) dan Masyarakat Budaya Pepadun, yang anggotanya mayoritas beragama Islam.
Kesenian Suku Saibatin
Kesenian masyarakat Saibatin, beberapa diantaranya merupakan seni tari, seni suara, musik, seni rupa, teater dan puisi, pencak silat, dan lain-lain.
1. Seni Musik
Masyarakat Saibatin, memiliki beberapa alat musik tradisional, yang diantaranya berupa Talo Balak/Kakhumung/Gamolan, yang terdiri dari 12 Canang, 1 Bender, 1 Gung, 2 pasang Ghujih/Kahjih dan Gindang (gendang).
Alat-alat ini, umumnya dibuat di Jawa, terutama dari segi bahan-bahannya. Sedangkan lagu-lagunya, merupakan lagu-lagu khas Lampung, yang iramanya hampir sama ciri khas kesenian Sumatera.
Selain itu, juga ada alat musik tradisional lainnya. Diantaranya adalah Serdam, Berdah, Ginggung, dan Galintang Pekhing, Sekhunai, Gambus Lampung (Gambus Lunik dan Gambus Balak), Tekhbangan, serta Suling.
Semua alat musik ini, dapat digunakan untuk mengiringi lagu-lagu puitis khas Lampung. Baik yang dilantunkan sendiri, maupun bersama-sama, atau secara silih berganti.
2. Seni Tari
Seni tari Adat Lampung, hanya diperagakan pada upacara adat tertentu, yang telah ditentukan untuk kepentingan masyarakat. Selain itu, seluruh gerakan tari, hingga atributnya oun memiliki ketentuan tersendiri.
Walaupun tidak dibuat secara tertulis, namun semua ketentuan tersebut tetap dijalankan secara turun temurun. Sebagai contoh, gerakan tari cangget bagi para wanita, hanya terbatas pada gerakan tangan nya saja, dan juga lemah gemulai
Sedangkan tari cangget bagi para pria, terlihat lebih aktif. Hampir seluruh anggota badannya dapat bebas bergerak ke segala arah. Bahkan, dapat menyerupai gerakan pencak silat.
Ciri Khas Suku Saibatin
Ciri lain dari Suku Saibatin, dapat terlihat dari perangkat yang digunakan, pada setiap ritual adat. Salah satunya adalah, Siger (Sigekh), yang merupakan mahkota pengantin suku. Bentuknya memiliki Tujuh Lekuk/Pucuk (Sigokh Lekuk Pitu).
Dimana Tujuh Lekuk ini, melambangkan Tujuh Adoq, yaitu jabatan seperti suttan, raja jukuan/depati, batin, radin, minak, kimas, dan mas.
Selain itu, ada pula istilah Awan Gemisir (Awan Gemisikh), yang digunakan sebagai bagian dari arak-arakan adat, seperti pernikahan.
Selain itu, ada pula kelengkapan ritual berupa Payung Agung Songsong berwarna kuning. Pantangannya adalah, payung tersebut hanya dapat dipakai ,oleh kaum ningrat sepert Sultan maupun Raja Adat.
Apabila ada yang melanggar ketentuan tersebut, dianggap tidak memiliki kesantunan, dan tidak memahami serta dianggap sebagai perusak adat. Karena sejatinya, semua ketentuan tersebut, merupakan warisan nenek moyang yang harus dijalankan.
Baca Juga:
- inilah Harga Tiket Masuk Ke Lepo Lorun , Atraksi Budaya Suku Sikka Di Maumere
- Mengenal Suku Minangkabau Di Istana Pagaruyung, Catat Harga Tiket Dan Lokasinya
Nah, Sobat!. Demikianlah, sedikit ulasan tentang Suku Saibatin, beserta budayanya. Semoga dapat menjadi informasi berguna, bagi siapapun yang membutuhkannya.
Leave a Reply