5 Upacara Adat Sulawesi Paling Unik
Upacara adat Sulawesi merupakan bagian dari kebudayaan yang telah berjalan secara turun temurun. Berbagai tradisi tersebut masih terpelihara, dan banyak masyarakat setempat yang menerapkannya, sebagai bagian dari kehidupan mereka.
Berbagai macam kepercayaan lama juga merupakan bagian dari warisan leluhur, yang tetap terpelihara dalam bentuk ritual, ataupun upacara adat. Meskipun dalam pelaksanaannya, telah banyak mendapatkan pengaruh modern dan agama.
Berikut adalah 5 upacara adat Sulawesi paling unik, dengan berbagai macam ragamnya. Tanpa perlu berlama-lama lagi, ikuti terus ulasannya sampai selesai ya.
Baca Juga:
- Simbol Pria ada di Rumah Adat Lopo
- 11 Kampung Adat Terindah Di Indonesia Yang Masih Asli Dan Wajib Dikunjungi
Daftar Isi Contents
1. Upacara Sayyang Pattudu
“Sayyang Pattudu” adalah sebuah tradisi milik masyarakat Sulawesi Barat. Upacara ini merupakan perayaan bagi seorang anak, yang telah menamatkan Al-Qur’an.
Seiring dengan berjalannya waktu, tradisi ini juga mengalami pengembangan, sebagai tradisi untuk menyambut para tamu kehormatan. Selain itu, juga berfungsi sebagai atraksi wisata.
Pada upacara yang meriah ini, akan menggunakan barisan kuda yang sudah terlatih, untuk berjalan sambil mengikuti irama musik. Bentuknya kurang lebih seperti arak-arakan. Layaknya seorang penari, kuda tersebut juga akan menghias dirinya dengan berbagai macam aksesoris.
2. Upacara Balia Jinja
Sama halnya dengan suku lain di Indonesia, Suku Kaili di Sulawesi, juga masih memelihara kekayaan budaya adat istiadat.
Hingga kini, mereka masih sering melakukan tarian ritual penyembuhan penyakit bernama “Tarian Balia”. Masyarakat setempat menganggap tarian adat tersebut, sebagai prajurit kesehatan.
Pada zaman dahulu, Suku Kaili lumrah melakukan tarian adat ini, terutama bagi kalangan ningrat. Tidak sembarang, masyarakat Kaili hanya akan melakukan ritual ini, jika upaya medis tak kunjung berhasil mendatangkan kesembuhan.
Mereka meyakini, bahwa “Tari Balia” mampu menyembuhkan penyakit, karena pemberian atau pengaruh roh jahat.
Tarian ini berbeda dengan tari tradisional lainnya, karena terdapat prosesi yang cukup ekstrim, yakni menginjak bara api.
Selaras dengan nama “Balia” yang berarti “tantang dia”. Mereka akan melawan setan atau roh jahat pembawa penyakit, dengan menginjak api sebagai simbol elemen buruk atau kemarahan.
Dalam pelaksanaannya, seorang ketua atau “Tina Nu Balia” akan duduk mengelilingi orang yang sakit. Sedangkan tiga orang lainnya, bertugas meniup seruling, memukul tambur dan gong. Para penyembuh ini akan memainkan alunan musiknya dengan lemah lembut.
3. Upacara Mappadekko, Upacara Adat Sulawesi
Masyarakat di Galesong Takalar, akan mengadakan upacara “Mappadekko”, pada setiap panen raya. Tradisi ini sebenarnya merupakan ungkapan rasa syukur, atas hasil panen yang membawa berkah, dari Tuhan Yang Maha Esa.
Letak keunikan dari upacara ini adalah, para peserta yang berpartisipasi dalam ritual ini, akan melakukan aksi saling gebuk antar peserta. Peralatan dalam aksi yang cukup meriah ini, menggunakan batu kali dan balok kayu.
Meski saling hantam sampai balok patah sekalipun, para peserta tidak ada yang merasakan sakit ataupun jatuh terluka. Namun sebelum prosesi mulai, mereka akan berziarah dulu ke makam leluhur
4. Upacara Mupuk Im Bene
Sebenarnya upacara Mupuk Im Bene ini, pada hakikatnya mirip dengan upacara syukuran selepas melaksanakan panen raya.
Dan memang, esensi dari ritual ini sendiri adalah untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan atas segala rizki yang mereka dapat, atau yang dalam bahasa setempatnya adalah “Pallen Pactio”.
Masyarakat yang hendak melaksanakan upacara “Mupuk Im Bene” ini, akan membawa sekarung padi dan hasil bumi lainnya, ke tempat upacara. Biasanya, mereka akan memilih lapangan atau gereja, sebagai tempat pelaksanaan doa.
Kemudian selepas acara mendoakan hasil bumi ini selesai, mereka melanjutkannya dengan makan bersama, dengan menyediakan berbagai jenis makanan.
5. Upacara Ma’nene
Masyarakat Toraja akan menyelenggarakan Upacara “Ma’nene” sebagai wujud kecintaannya terhadap para leluhur yang sudah meninggal dunia.
Tradisi ini merupakan ziarah makam, untuk membuka peti jenazah para keluarga yang sudah meninggal. Ritual ini bermaksud untuk mengganti seluruh pakaian para jenazah.
Setelah berganti pakaian, masyarakat suku tersebut akan menjemur seluruh jenazah tersebut untuk beberapa waktu. Dan setelah prosesi selesai, para jenazah akan kembali ke dalam peti, untuk pemakaman ulang.
Baca Juga:
Demikianlah ulasan tentang upacara adat Sulawesi paling unik. Semoga informasi ini, dapat bermanfaat bagi Sobat sekalian. Dan juga, semoga tulisan ini dapat menjadi langkah awal, dalam melestarikan budaya dan tradisi Indonesia.