Daftar 7 Suku Di Bengkulu Dan Lokasinya

Suku di Bengkulu – Kota Bengkulu merupakan kota terbesar kedua di pantai barat Pulau Sumatera, setelah Kota Padang.

Sedangkan bermacam suku yang mendiami provinsi ini, terbagi menjadi dua, yaitu suku asli dan pendatang.Namun walaupun berbeda, semua semua suku tersebut sudah mulai hidup secara berdampingan.

Nah, apa sajakah deretan suku tersebut?. Yuk, kita lihat ulasan daftar 7 suku di Bengkulu, seperti di bawah ini.

Baca Juga:

1. Suku Rejang

Suku Rejang di Bengkulu

Suku Rejang di Bengkulu -Photo by Pojok Seni

Kabupaten Rejang Lebong di timur Bengkulu, merupakan tempat domisili, dari mayoritas Suku Rejang. Wilayahnya mencakup sebagian pegunungan Bukit Barisan. 

Masyarakat Rejang, suka menyebut diri mereka sebagai orang Lebong, yang  berasal dari kata “Telebong” atau “berkumpul”

Berdasarkan sejarahnya, mereka sebenarnya  berasal dari Bandar Cina atau sekarang Pelembang, yang datang ke Pagaruyung, Sumatera Barat. Bahkan ada juga orang Rejang yang menjelma menjadi orang Minang.

Namun seiring berjalannya waktu, sebagian dari Suku Rejang, mulai tersebar ke Bengkulu dan juga di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. 

Dalam pergaulan sehari-hari, Suku  Rejang menggunakan Bahasa Rejang, yang memiliki empat dialek. Sedangkan mayoritas masyarakatnya beragama Islam, 

walaupun sebagian  masih ada yang menganut kepercayaan nenek moyang.Terutama, yang bermukim di pedalaman.

2. Suku Enggano, Suku di Bengkulu

Suku Enggano

Suku Enggano – foto inokari.com

Salah satu suku di Bengkulu, adalah Suku Enggano, yang banyak berdiam di Pulau Enggano, sebelah barat pantai provinsi Bengkulu. 

Jumlah penduduk dari pulau ini berkisar sekitar 12.000 jiwa, dan setengah dari populasinya, merupakan masyarakat Suku Enggano. Sedangkan sisanya lagi, merupakan pendatang dari Suku Batak, Minangkabau dan Jawa. 

Kata Enggano sendiri berasal dari bahasa Portugis, yang berarti “tipuan” atau “kekecewaan”. Pasalnya, dulu pelaut Portugis sempat  merasa tertipu, karena mengira pulau itu adalah pulau Jawa.

Masyarakat di dataran Sumatera zaman dulu, menyebutnya sebagai Pulau Telanjang. Suku Enggano menyebut tanah mereka dengan istilah  “Cefu Kakuhia”  atau “Pulau Besar”.  

Dari segi kehidupan beragama, saat ini Suku Enggano hanya memeluk dua agama besar, yaitu Islam dan Kristen.

3. Suku Serawai

Suku Serawai di Bengkulu

Tradisi Kesenian Suku Serawai di Bengkulu – Photo by YouTube

Wilayah yang memiliki mayoritas terbesar dari Suku Serawai, terdapat di Kecamatan Seluma, Talo, Pino dan Manna di Kabupaten Bengkulu Selatan.

Jumlah populasinya masyarakat Serawai saat ini, ada sekitar 250.000 orang. Tanah kediaman mereka yang cukup subur, membuat mereka dapat menjadi petani, sebagai mata pencaharian utamanya.

Selain bertani, mereka juga banyak membuka kebun kopi dan cengkeh. Selain itu, perairan sungai dan lautnya yang banyak memproduksi ikan, menjadikan mereka juga sebagai nelayan. 

Mereka hidup secara berkelompok, dengan menggunakan Bahasa Serawai sebagai bahasa pergaulan. Ada dua dialek yang sering dipakai, yaitu dialek Talo dan Manna. 

Sedangkan agama mayoritas dari suku ini adalah Islam. Meskipun begitu, dalam adat kebiasaannya masih berkembang beberapa kepercayaan.

4. Suku Kaur

suku kaur

suku kaur

Masyarakat Suku Kaur, banyak tersebar di beberapa daerah di Bintuhan kecamatan Kaur Selatan, Tanjung Iman kecamatan Kaur Tengah, Padang Guci kecamatan Kaur Utara dan di pesisir pantai sebelah barat Sumatra. 

Wilayah pemukimannya sendiri, berdampingan dengan pemukiman Suku Serawai dan Suku Pasemah, yang juga telah lama bermukim di wilayah tersebut. 

Bahasa daerah suku ini, adalah Bahasa Kaur, yang tergolong dalam rumpun Bahasa Melayu Tengah. Namun fakta menariknya adalah, umurnya yang lebih tua daripada bahasa Melayu itu sendiri.

5. Suku Lembak, Suku di Bengkulu

Kesenian Tradisional Suku Lembak di Bengkulu

Kesenian Tradisional Suku Lembak di Bengkulu – Photo by Kita Punya

Kata Lembak memiliki beberapa pengertian, yaitu “lembah”, dan juga “lebak”, yaitu daratan sepanjang aliran sungai. Selain itu, ada juga yang mengartikan sebagai  “belakang”.

Masyarakatnya sendiri, memang berdiam di daerah pedalaman Bengkulu, tepatnya di pegunungan Bukit Barisan yang berbatasan dengan Sumatera Selatan.

6. Suku Mukomuko

Suku Mukomuko

Suku Mukomuko – foto mitratoday.com

Suku Di Bengkulu selanjutnya yang juga banyak dijumpai adalah Suku Mukomuko.

Suku Mukomuko atau biasa disebut Orang Mukomuko adalah orang-orang yang mendiami wilayah yang sekarang masuk Kabupaten Mukomuko, Bengkulu yang mendekati perbatasan wilayah Sumatra Barat di utara.

Orang Mukomuko mempunyai bahasa sendiri yaitu bahasa Mukomuko, yang memiliki persamaan dengan bahasa Minangkabau.

Selain bahasa, unsur-unsur kebudayaan Mukomuko banyak memiliki persamaan dengan kebudayaan Minangkabau.

Dalam sistem kekerabatan, mereka mengamalkan prinsip penarikan garis keturunan matrilineal, sebagaimana yang berlaku di daerah Minangkabau.

Daerah Mukomuko termasuk wilayah rantau Minangkabau atau dalam tambo Minangkabau disebut ombak nan badabua yakni daerah sepanjang pesisir pantai barat dari Padang hingga Bengkulu Selatan.

Daerah ini pernah menjadi bagian wilayah Kerajaan Inderapura yang berkedudukan di Kabupaten Pesisir Selatan.

Sejak masa kolonial Inggris, Mukomuko dipisahkan menjadi bagian administratif Bengkulu, sebagaimana yang telah berlangsung setelah kemerdekaan Indonesia

7. Suku Pekal

Suku Pekal

Suku Pekal

Salah Satu Suku Di Bengkulu Yang Juga Penyebranya Ada Disekitaran Perbatasan Bengkulu Dan Sumatera Barat Adalah Suku Pekal.

Suku Pekal atau Pikal adalah suku yang mendiami wilayah sekitar kabupaten Mukomuko yang berada dekat perbatasan Jambi dan Sumatra Barat. Populasi suku Pekal pada sensus tahun 2000 sebesar 30.000 orang.

Bahasa suku Pekal jelas memperlihatkan campur bahasa antara bahasa Minangkabau dan bahasa Rejang. Sekarang, campur bahasa tersebut tidak hanya terbatas pada bahasa Minangkabau dan Rejang, tetapi juga mengambil bahasa-bahasa lainnya seperti Batak, Jawa, dan Bugis.

Perbedaan varian bahasa menjadi ciri khas lainnya dari campur bahasa pada suku Pekal. Varian tersebut berkaitan dengan intensitas hubungan dengan suku Minangkabau dan Rejang.

Jika daerah tersebut lebih dekat dengan daerah suku Rejang, varian bahasa yang terlihat dari dialek akan mengarah pada bahasa Rejang. Jika mendekati wilayah budaya Minangkabau, dialeknya akan mengarah pada bahasa Minangkabau.

Baca Juga:

Well Sobat, demikianlah ulasan tentang 7 suku di Bengkulu, yang cukup menarik kali ini. Semoga dapat memberikan informasi yang berguna, bagi kalian semua.

You may also like...

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of