Megahnya Jembatan Siak IV, Icon Baru kota Pekanbaru

Ada yang menarik perhatian saya saat tiba di kota Pekanbaru Ibu Kota Provinsi Riau.

Sebuah jembatan megah bewarna kuning melintang disungai Siak yang kebetulan lokasinya tak jauh dari pusat kota Pekanbaru.

Jembatan ini memang sangat mencolok karena selain cukup tinggi dan bentuk bangunanya juga terlihat unik dan menyita perhatian.

Megahnya Jembatan Siak IV

Setelah saya menepi dan bertanya kepada warga disekitar jembatan, rupanya Jembatan ini adalah icon baru Kota Pekanbaru yang bernama Jembatan Siak IV.

Jika ada jembatan siak IV artinya sudah ada 3 jembatan lainnya yang melintas di Sungai Siak.

Dan benar saja, saya melihat beberapa jembatan disekitar jembatan siak IV Ini walau bentuknya berbeda beda.

Besi dan baja penyangga jembatan Siak IV

Jembatan megah ini tepat berada di Jalan Jenderal Sudirman Ujung menuju Kota Sebrang, kota Pekanbaru Riau.

Jembatan yang menurut berita, sudah menelan biaya hampir 500 miliar dan baru dibuka untuk umum pada 18 Maret 2019 kemarin.

Jembatan Siak IV adalah Jembatan Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah

Jembatan Siak IV ini sebenarnya sudah diresmikan sebelumnya yakni pada bulan Februari 2019 lalu.

Namun, saat peresmian jembatan tersebut belum mengantongi sertifikat kelayakan dari Menteri PU. Sehingga saat itu, jembatan tidak bisa digunakan untuk melintas.

Baca JugaCantiknya Jembatan Khayan di Kalimantan ini

Sebenarnya nama asli Jembatan Siak IV adalah Jembatan Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah atau bisa juga disebut Jembatan Marhum Bukit.

Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah merupakan Sultan ke-4 Kerajaan Siak Sri Indrapura, yang bergelar Marhum Bukit.

Namun masyarakat lebih familiar dan lebih mudah menyebutnya dengan jembatan Siak IV.

Jembatan siak 4 ini adalah Jembatan Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah

Kita juga bisa melintasi jembatan siak ini dengan berjalan kaki dari ujung sampai ke ujungnya.

Dikedua sisa jembatan sudah dibangun pendestrian untuk warga yang ingin melintas dengan berjalan kaki atau bagi yang ingin sekedar berfoto.

Nah bagi kalian yang membawa kendaraan, kalian harus memarkirnya di ujung Jembatan Siak IV.

Baca JugaMegahnya Istana Siak, bekas peninggalan kerajaan Melayu

Dari pusat Kota Pekanbaru, Jembatan siak ini menghubungkan kota Sebrang

Pendestrian disisi jembatan untuk pelintas

Panjang Jembatan Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah atau Jembatan Siak 4 mencapai 800 meter.

Jembatan unik ini Membentang dari jalan sudirman hingga menyebrangi kawasan Rumbai di Pekanbaru.

Kabel-kabel baja penyangga tiang yang bewarna kuning ini terlihat sangat mencolok dari kejauhan sehingga sangat mudah dijumpai oleh masyarakat.

Apalagi ada trotoar disisi jalan yang memudahkan wisatawan untuk berfoto atau berjalan melintasi jembatan.

Jembatan siak melintas di sungai Siak

Pemandangan dari atas Jembatan siak 1V Pekanbaru ini memang sangat menarik dan cukup unik.

Deretan besi2 dan beton maupun rangka Baja yang menopang Jembatan membuatnya sangat Keren.

Meski sungai siak ini bewarna coklat namun aliran airnya cukup deras.

Apalagi keberadaan sungai Siak yang pernah menjadi sungai terdalam di Indonesia dan lalu lintas kapal dibawah jembatan memberikan keindahan serta pemandangan tersendiri.

Rumah Singgah Sultan Siak

Rumah Singgah Sultan Siak

Rumah Singgah Sultan Siak – nur rahmaan hasyim

Tak jauh dari kawasan Jembatan Siak IV, ada sebuah bangunan tua bersejarah yang berbentuk rumah tinggal.

Nama bangunan bersejrah tersebut adalah Rumah Singgah Sultan Siak atau yang lebih dikenal Rumah Singgah Tuan Kadi.

Lokasi Rumah Singgah Tuan Kadi ini berada di tepi jembatan siak 1 atau di kampung Bandar, Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru, Riau 28155.

Keberadaan Rumah Tuan Kadhi  memang tidak terlepas dari sejarah panjang perkembangan Kerajaan Siak Sri Indrapura.

Rumah Singgah Tuan Kadi

Rumah Singgah Tuan Kadi – Mahdiya Az Zahra

Dimana Dalam perkembangannya wilayah Senapelan (Pekanbaru) pernah menjadi Ibukota Kerajaan Siak Sri Indrapura.

Dan Hal ini terjadi pada masa Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah sekitar tahun 1775.

Dengan berbagai pertimbangan seperti ekonomi dan politik yang berkembang di wilayah Riau pada saat itu beliau memindahkan pusat Kerajaan Siak dari Mempura ke Senapelan.

Berdasarkan keterangan dari berbagai narasumber, rumah ini merupakan rumah singgah bagi Sultan Siak Sri Indrapura apabila beliau berkunjung ke Senapelan (Pekanbaru).

Omed

Bapaknya komunitas Backpacker Jakarta yang hanya ingin menceritakan pengalaman saya berkeliling Indonesia selama 360 Hari ke 34 Provinsi dan lebih dari 380 Kabupaten atau kota se Indonesia. Jangan lupa Follow Instagram @kataomed untuk melihat aktivitas dan keseharian saya

You may also like...

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of