10 Hewan Khas Papua Yang Hampir Punah
Hewan khas Papua yang eksotis pada artikel ini, sayangnya sudah masuk sebagai satwa yang hampir punah di alam liar.
Perburuan liar, rusaknya habitat, hingga perubahan iklim, adalah faktor utama dari terancamnya keberadaan seluruh hewan tersebut.
Sampai sekitar tahun 2019, setidaknya masih terdapat 241 spesies mamalia yang telah tercatat di Papua.
Jumlah tersebut meliputi berbagai jenis burung, aneka spesies laut, mamalia, serangga, dan lain sebagainya.
Baca Juga:
- Catat Daftar Cagar Alam Di Pulau Papua dan inilah lokasinya
- Catat 10 Taman Nasional Terluas di Indonesia dan lokasinya
Daftar Isi Contents
Daftar Hewan Khas Papua
Berikut adalah beberapa daftar dari spesies hewan endemik Papua yang dilindungi dan masih terus dilestarikan hingga saat ini karena sudah terancam punah.
1. Cendrawasih Merah
Burung Cendrawasih Merah adalah hewan khas Papua atau burung iconik dari tanah Papua. Burung Cendrawasih juga terkenal sebagai burung surga karena warna bulunya yang eksotis.
Namun sayangnya, Cendrawasih Merah masuk dalam golongan hewan yang hampir punah.
Untuk habitatnya, banyak terdapat di Pulau Waigeo dan Batanta Papua. Dan hingga saat ini, satwa yang dilindungi masih dilestarikan.
Burung Cendrawasih biasanya ditemukan di Indonesia seperti di bagian Timur Papua, Papua Nugini, pulau-pulau selat Torres, dan Australia timur.
Burung anggota keluarga ini dikenal karena bulu burung jantan pada banyak jenisnya, terutama bulu yang sangat memanjang dan rumit yang tumbuh dari paruh, sayap atau kepalanya.
Dan Ukuran burung Cenderawasih juga beragam.
Mulai dari Cenderawasih raja pada 50 gram dan 15 cm hingga Cenderawasih paruh-sabit Hitam pada 110 cm dan Cenderawasih manukod jambul-bergulung pada 430 gram.
2. Dingiso
Hewan khas Papua yang hampir punah lainnya adalah Dingiso, yang dapat ditemukan keberadaannya, pada ketinggian kawasan Taman Nasional Lorentz.
Selain itu, satwa ini menyukai hidup di rimbunnya pepohonan.
Suku Moni di Papua mempercayai, bahwa Dingiso adalah binatang sakral, dan dianggap sebagai leluhur mereka.
Uniknya lagi, hewan endemik ini memiliki gaya berjalan yang mirip seperti Kanguru Pohon.
Dingiso memiliki pola khas bulu hitam dan putih, memiliki perut putih, dan kepala hitam, punggung dan anggota badan.
Tidak seperti kanguru pohon lainnya, Dingiso akan menghabiskan sedikit waktu di pohon.
3. Kanguru Pohon Mantel Emas
Bumi Papua juga terkenal sebagai habitat beberapa mamalia berkantung, yang salah satunya adalah Kanguru Pohon Mantel Emas.
Hewan endemik yang hampir punah ini, banyak menghabiskan waktunya di balik pepohonan.
Cirinya yang paling terlihat, adalah tubuhnya yang berbulu tebal coklat kekuningan.
Habitatnya banyak ditemukan pada ketinggian 1.700 mdpl di sebagian Papua dan Papua Nugini.
4. Kuskus Waigeo
Kuskus merupakan hewan endemik, yang populasinya tersebar luas di Pulau Waigeo, Papua Barat.
Selain itu, hewan khas Papua ini juga dapat ditemukan di beberapa kepulauan kecil pada wilayah yang sama.
Selain dikenal dengan nama Kuskus Waigeo, satwa liar ini juga memiliki nama unik yang khas, yaitu Kuskus Scham – Scham.
Hewan pemalu ini juga jarang menampakkan dirinya, dan lebih sering keluar di malam hari.
Meskipun termasuk satwa jinak, namun bisa agresif jika diganggu.
Kuskus Waigeo masih mudah dan bisa dijumpai, tetapi di jangkauan tertentu telah terancam punah, karena perburuan dan kehilangan habitat.
5. Labi – Labi Moncong Babi
Labi – Labi Moncong adalah hewan khas Papua, yang masuk dalam golongan Kura – Kura air tawar bercangkang lunak.
Keunikan dari spesies ini adalah hidungnya yang mirip dengan moncong Babi.
Jenisnya sendiri merupakan hewan omnivora, yang mengonsumsi berbagai makanan nabati maupun hewani, seperti buah, cacing, anak tikus, dll.
Karena keunikanya, ia sering menjadi hewan buruan sehingga keberadaanya sekarang sudah mulai terancam punah.
6. Burung Mambruk Victoria
Burung Mambruk Victoria merupakan hewan khas Papua, yang memiliki buku kepala indah layaknya mahkota.
Tidak heran, jika satwa liar ini dikenal pula sebagai Burung dara mahkota.
Habitatnya sendiri, berada di wilayah utara Papua, Papua Nugini, Pulau Yapen dan Biak.
Burung Mambruk Victoria diburu untuk diambil daging dan bulunya. Spesies ini sudah jarang ditemui di daerah dekat populasi manusia.
Burung Mambruk Victoria dievaluasikan sebagai rentan di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix II.
7. Hiu Karpet Berbintik
Raja Ampat tidak hanya terkenal akan keindahan taman bawah lautnya.
Pasalnya, juga merupakan rumah bagi hewan khas Papua Hiu Karpet Berbintik. Hiu ini berukuran kecil, yaitu hanya sekitar 46 cm dan tidak agresif.
Aktivitas hewan laut endemik yang hampir punah ini kebanyak di malam hari, dan suka menghabiskan waktu di kawasan berkarang.
8. Kura-Kura Reimani
Karena memiliki leher yang cukup panjang, Kura-Kura Reimani mendapatkan predikat sebagai Kura – Kura Berkepala Ular.
Selain itu, satwa air tawar ini sering menghabiskan waktu di dalam air yang dalam.
Untuk populasi dari satwa yang hampir punah ini, banyak ditemukan di sepanjang wilayah Merauke hingga Papua Nugini.
Spesies ini dapat kita ditemukan di negara Indonesia dan termasuk dan juga Papua Nugini.
Kini Keberadaan daripada kura-kura reimani sendiri (Chelodina reimanni) saat ini sudah cukup sulit untuk didapati dan kita temui di alam liar.
9. Kasuari Gelambir
Burung Kasuari Gelambir adalah hewan khas Papua yang tinggal di bagian utara tersebut hingga Papua Nugini.
Memang Sekilas, bentuknya menyerupai Burung Unta yang tidak dapat terbang, dan lebih senang berkeliaran di daratan.
Meskipun populasinya tidak terlalu rendah, namun habitatnya tetap berkurang karena perburuan liar.
10. Nuri Sayap Hitam
Burung Nuri sayap hitam atau Nuri merah-biak, yang dalam nama ilmiahnya Eos cyanogenia adalah sejenis nuri berukuran sedang, dengan panjang sekitar 30 cm, dari suku Psittacidae.
Burung nuri ini mempunyai bulu berwarna merah cerah, bercak ungu di sekitar telinga, paruh merah kekuningan, punggung hitam dan mempunyai iris mata berwarna merah.
Bentuk jenis Burung jantan dan betina serupa alis memiliki corak dan bentuk yang sama.
Nuri Sayap Hitam dikenal pula sebagai Burung Paruh Bengkok, yang tidak hanya istimewa karena keindahan bulunya, tapi juga kicauannya.
Populasi dari burung endemik ini hanya dapat ditemukan di kawasan Teluk Cendrawasih, yaitu seperti Pulau Biak, Numfor, dan Num.
Namun kini karena semakin hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang terus berlanjut, serta populasi dan daerah di mana burung ini ditemukan sangat terbatas, maka Nuri sayap-hitam dievaluasikan sebagai Rentan di dalam IUCN Red List.
Dan kini Spesies ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.
Baca Juga:
- Catat inilah hewan khas jawa yang terancam punah dan susah ditemukan
- Berikut ini 8 Taman Nasional di Pulau Kalimantan dan juga lokasinya
Nah, selesai sudah, ulasan tentang Hewan Khas Papua Yang Hampir Punah dan semakin langka populasinya.
Hal ini tentunya bertujuan Agar kelestarian alam tetap terjaga, jangan lupa untuk ikut menjaga keberadaan satwa liar dari Indonesia ini.
Iya min Papua memang khas banget..
kaya flora dan faunanya
thank udah share min, mudah mudahan anak muda sekarang tinggi akan kesadarannya buat menjaga flora dan fauna indonesia