4 Cerita Rakyat Dari Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat atau disingkat NTB adalah provinsi di Indonesia yang berada pada bagian Barat Kepulauan Nusa Tenggara.
Ibu kota provinsi Nusa Tenggara Barat ini berada di kota Mataram. Nusa Tenggara Barat memiliki 10 Kabupaten dan 2 Kota, termasuk kota Mataram.
Pada tahun 2020, Total penduduk Nusa Tenggara Barat berjumlah 5.320.092 jiwa, dengan kepadatan 264 jiwa/km2.
baca juga :
- inilah daftar suku besar di nusa tenggara barat yang harus kamu tahu
- catat beberapa daftar tempat wisata di pulau moyo dan rutenya
Sebagian besar dari penduduk Lombok berasal dari suku Sasak, sementara masyarakat Bima (suku Mbojo) dan Sumbawa merupakan kelompok etnis terbesar di Pulau Sumbawa.
Mayoritas penduduk provinsi Nusa Tenggara Barat dalah beragama Islam, dengan konsentrasi 96,11%.
Di Nusa Tenggara Barat tidak hanya kaya akan destinasi wisata alamnya. Namun, di provinsi ini juga menyimpan banyak kisah yang mungkin orang awam tidak mengetahuinya.
Inilah 4 cerita rakyat dari Nusa Tenggara Barat:
Daftar Isi Contents
1. Cerita Sepasang Sandal yang Serakah
Pada jaman dahulu kala hiduplah seorang raja yang sudah berumur.
Raja memiliki sepasang sandal kesayangan yang dalam bahasa setempat disebut lelampak.
Sandal atau Lelampak tersebut ternyata adalah sepasang suami istri .
Dimana suaminya dipanggil Papuq Mame sedangkan istrinya dipanggil Papuq Kine.
Hingga pada suatu hari sang Raja melepas sandal di kolong bawah tidur karena lembab terkena air hujan.
Bau yang menyengat membuat tikus-tikus berdatangan mengintai dua sandal itu, mereka pun menjadi ketakutan.
Akhirnya, Papuq Mame meminta pada Tuhan untuk mengubah dirinya menjadi tikus dengan berukuran sangat besar.
Kepuasaan dua pasang suami istri itu tidak sampai di situ.
Saat mereka berubah menjadi manusia, Papuq Mame mengajak istrinya keluar dari istana dan mendirikan kerajaan baru.
Hingga akhirnya Papuq Mame mempunyai niat jahat untuk menyerang raja dan mengambil alih kekuasaan.
Tapi rencana jahat ini diketahui oleh Raja dan dia pun menyiapkan banyak pasukan untuk menyerang Papuq Mame.
Namun, Papuq Mame dan pasukan kalah. Untungnya mereka berhasil melarikan diri ke hutan.
2. Cerita Rakyat Kisah Sari Bulan
Datu Panda`i adalah putra mahkota kerajaan di Sumbawa.
Suatu hari, ia bermimpi menikahi seorang gadis yang sangat cantik. Dalam mimpinya, ia memanggil gadis itu “Sari Bulan”.
Saat berlabuh di pulau kecil akhirnya Datu Panda’i berhasil menemukan putri Sari Bulan.
Singkat cerita, ada sebuah kejadian dimana istri Datu Panda’i dikira telah dikutuk oleh iblis bernama Kunti.
Sehingga Sari Bulan berubah menjadi buruk rupa dan kehilangan bayi di kandungannya.
Kunti yang menyamar jadi permaisuri sifatnya sangat berbeda dimana ia sombong dan gila hormat.
Akhir kisah, anak Datu Panda’i bernama Aipad berhasil mengalahkan seluruh peserta, termasuk Datu Panda’i sendiri.
Sebagai janji Aipad diangkat menjadi raja oleh Datu Panda’i dan Raja terkejut saat melihat Aipad datang bersama Ibunya Sari Bulan.
Segera setelah itu, ia memerintahkan pengawainya untuk menangkap Kunti dan menjebloskannya ke dalam penjara.
Datu Panda’i, Sari Bulan, dan Aipad hidup bersama.
3. Legenda Batu Golog
Pada jaman dulu kala di daerah Padamara, Nusa Tenggara Barat, tinggalah Amaq Lembain dan istrinya bernama Inaq Lembain.
Mereka adalah keluarga miskin yang berprofesi sebagai buruh tani dan berkeliling ke desa-desa.
Hingga pada suatu hari ada sebuah batu ceper yang mengangkat kedua anaknya hingga melebihi pohon kelapa.
Setelah agak lama, barulah Inaq Lembain tersadar, ternyata kedua anaknya telah tiada terbawa Batu Golog naik ke langit.
Inaq Lembain berdoa dan mendapatkan sabuk emas. Dengan sabuk emas ini ia dapat membelah batu menjadi tiga bagian.
Sekali kibas, batu itu terbelah Batu pertama jatuh dan menghunjam bumi, hingga menimbulkan getaran hebat.
Tempat tersebut kemudian diberi nama Desa Gembong.
Ketika batu kedua jatuh, ada orang yang menyaksikan jatuhnya batu tersebut. Tempat tersebut diberi nama Dasan Batu.
Batu ketiga jatuh ke bumi menimbulkan suara gemuruh yang menakutkan, sehingga tempat tersebut diberi nama Montong Teker.
Akhir kisah kedua anak Inaq Lembain tiba-tiba berubah menjadi dua ekor burung.
Si kakak berubah menjadi burung Kekuwo, sedangkan adiknya menjelma menjadi burung Kelik.
4. Asal Mula Kota Ampenan
Pada zaman dahulu kala, sebuah desa bernama Kenanga dipimpin oleh Raden Satria Nata.
Ketika Desa Kenanga diserang dan dibakar oleh Kerajaan Bali, Raden Satria Nata dan pengikutnya pergi mencari daerah baru.
Suatu hari, Raden Satria Nata jatuh cinta kepada Putri Jin tersebut.
Lalu, ia meminang Putri Jin untuk menjadi istrinya.Hingga dikaruniai seorang putra.
Namun, suatu ketika Raden Satria melanggar sebuah janji hingga istri dan kedua anaknya menghilang entah kemana.
Kemudian Raden Satria bertapa selama 10 hari barulah dapat mendengar suara istrinya.
Namun, Raden Satria Nata belum puas sebelum bertemu dengan istrinya.
Ia pun terus menunggu di tempat pertapaannya dan meninggal dunia di tempat itu.
Tiba-tiba, datanglah seorang kakek yang mengaku sebagai keturunan Satria Dayak.
Menurutnya, hanya ia yang berhak memberikan nama kepada putra Raden Satria Nata.
Nama yang diberikan adalah Satria Tampena. Nama tersebut kemudian diambil menjadi nama kota Ampenan.
Konon, keturunan Satria Tempena berkembang dan tinggal di daerah tersebut.
**
Sumber refrensi: dongengceritarakyat.com
Leave a Reply