Serunya Backpackeran Ke Pulau Gebe, Pulau yang ada diantara Halmahera dan Raja Ampat Papua
Perjalanan eksplore Maluku Utara terus berlanjut dan kali ini saya mengunjungi salah satu pulau yang ada di kawasan antara Pulau Halmahera provinsi Maluku Utara dan Kawasan Raja Ampat Papua Barat yakni Pulau Gebe.
Pulau Gebe adalah sebuah kecamatan yang masuk kedalam wilayah kabupaten Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara.
Daftar Isi Contents
Sekilas Tentang Pulau Gebe
Pulau Gebe adalah sebuah pulau yang berada di Maluku Utara Indonesia. Pulau Gebe sendiri terletak di ujung tenggara kaki Pulau Halmahera.
Secara administratif Pulau Gebe masuk ke Kecamatan Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara dan terbagi kedalam empat desa yaitu Sanafi, Kacepi, Umera, dan Omnial di Pulau Yoi.
Luas Pulau Gebe adalah sekitar 224 Km2 Secara geografis, Pulau Gebe ini relatif berada di ujung dan berbatasan langsung dengan Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat.
Kawasan disekitar Pulau Gebe sendiri berupa kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau seperti :
- Pulau Gebe;
- Pulau Fau;
- Pulau Yoi;
- Pulau Uta; dan
- Pulau Sain
Pulau Gebe dihuni oleh kurang-lebih 5.000 jiwa. Sebagian besar warga Gebe bermatapencaharian sebagai nelayan dan pengolah kopra, sisanya berdagang dan pegawai.
Menurut masyrakat setempat, Dulunya pulau Gebe sangat ramai oleh para pendatang mengingat PT. Aneka Tambang pernah beroperasi mengeksploitasi nikel di pulau ini.
Namun seiring penurunan cadangan dan produksi, pulau ini mulai ditinggalkan sejak tahun 2007. Perumahan-perumahan untuk karyawan yang dibangun diberikan ke penduduk melalui pemerintah daerah.
Sebenarnya cerita awal sebelum saya mengunjungi Pulau Gebe adalah karena saya bingung hendak melanjutkan perjalanan kemana setelah sehari sebelumnya saya berada di kota Weda yang menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Halmahera Tengah.
Di kota Weda saya tidak berpegian kebanyak tempat mengingat kota ini termasuk kota kecil dan tidak ada tempat wisata dikawasan pesisir ini. Saya hanya berkunjung ke pelabuhan kota Weda lalu Ke Masjid Agung Weda yang masih dalam tahap pembangunan.
Sebenarnya jika kalian mau kalian bisa kepuncak bukit tempat dimana kawasan perkantoran Bupati Halmahera Tengah berada.
Pemandangan dari atas bukit dikawasan perkantoran tersebut sangat indah terlebih menghadap langsung ke kota Weda.
Selainitu juga dikota Weda ada sebuah teluk yang biasa digunakan untuk bersantai warga kota Weda.
Sayangnya saya sedang mager untuk melihatnya sehingga jadilah saya hanya berjalan sebentar melihat keadaan kota Weda dan sempat menginap dihotel Murah dengan harga 85.000 – 200.000.
Ketika searching-searching di internet munculah pulau Gebe sebagai salah satu kawasan kepulauan yang lokasinya lumayan jauh dari Pulau Halmahera dan dekat dengan kawasan Raja Ampat.
Wah tanpa pikir panjang saya langsung mencari tau tentang Pulau Gebe yang ternyata menyimpan banyak potensi wisata namun masih jarang dikunjungi banyak orang karena lokasinya terpencil dan aksesnya susah.
Setelah saya bertanya kepada beberapa warga Weda termasuk bapak pemilik penginapan, ternyata hari itu ada kapal Fery Asdp yang melayani penyebrangan ke Pulau Gebe namun sebelumnya kapal akan singgah terlebih dahulu di Pelabuhan Patani.
Oh ya berikut ini informasi jadwal keberangkatan Kapal dari Pelabuhan Weda menuju pelabuhan Patani dan menuju Pulau Gebe :
Kapal Fery atau kapal roro akan berangkat setiap Hari Jumat pukul 01.00 dini hari yang artinya hanya ada pelayaran 1x dalam seminggu.
Ada kapal pelayaran lainnya yang berlayar ke Pulau Gebe yakni milik swasta bernama kapal Getsmani yang memiliki jadwal juga satu kali dalam seminggu namun hanya melalui pelabuhan Patani saja tidak berhenti di pelabuhan Weda.
Seperti yang saya infokan diatas jika akses menuju Pulau Gebe adalah melalui pelabuhan dari Kota Weda dan pelabuhan Patani.
Namun setelah saya bertanya di pelabuhan, kapal fery yang melayani rute ke Pulau Gebe akan melanjutkan rute kepelabuhan terakhirnya yakni ke kota Sorong Papua Barat.
Wowww keren sekali, ternyata kapal fery atau Getsmani melayani rute Sorong – Gebe- Patani – Weda (PP) setiap 1x dalam seminggu.
Ke Pulau Gebe Naik Kapal Fery atau Kapal Laut
Berikut ini Jadwal keberangkatan kapal fery dari pelabuhan Weda ke pelabuhan Patani yakni setiap Hari Jumat pukul 01.00 begitupun dengan jadwal kapal fery dari weda ke pelabuhan Gebe maupun Sorong akan berangkat dihari dan jam yang sama yakni setiap Hari Jumat pukul 01.00.
Kapal fery akan tiba di pelabuhan patani sekitar pukul 07.30 pagi hari dan setelah menurunkan muatan baik penumpang atau barang, kapal fery akan melanjutkan perjalanan menuju Pulau Gebe.
Jarak tempuh dari pelabuhan Patani ke Pulau Gebe memakan waktu sekitar 6-7 jam perjalanan yang artinya kapal fery akan tiba dipelabuhan gebe sekitar pukul 16.00 sore harinya.
Kapal fery asdp ini tetap melanjutkan perjalanan kepelabuhan Sorong dan akan tiba keesokan harinya yakni hari Sabtu siang di pelabuhan Sorong.
Oh ya, harga tiket kapal fery dari pelabuhan Weda ke pelabuhan Patani adalah Rp 70.000 sedangkan harga tiket kapal dari Weda ke Pulau Gebe adalah Rp 130.00 / penumpangnya.
Untuk jadwal kapal fery maupun jadwal kapal Getsmani dari Kota Sorong saya belum mendapat jadwal pastinya namun menurut informasi yang saya terima, kapal fery akan berangkat dari Sorong pada hari Selasa dan akan tiba dipelabuhan Gebe pada hari Rabu pagi hari.
Sementara kapal Getsmani dari Sorong ke Gebe akan berangkat pada hari Minggu/ Senin dan kapal getsmani akan tiba dipelabuhan Gebe setiap Hari Senin pagi untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke pelabuhan Patani.
Perjalanan panjang yang harus saya tempuh melalui kapal laut dimulai dari pertama kali saya naik kapal.
Kondisi kapal yang penuh sesak peumpang membuat saya tidak kebagian tempat tidur dan akhirnya saya tidur diluar di dek atas dilantai bersama penumpang lainnya yang juga gak bagian tempat tidur.
Saran saya, datanglah 3 jam sebelum kapal berangkat untuk menghindari kejadian seperti saya.
Beruntungnya malam itu hari tidak turun hujan dan cuaca juga sangat cerah. Pagi harinya sekitar pukul 05.00 matahari mulai mengeluarkan pesonanya.
Akhh sunrise hari itu tayang sangat indah sekali. Rasa lelah karena kurang tidurpun seketika lenyap saat memandang sunrise pagi hari dari atas kapal.
Sekitar pukul 07.00 pagi harinya kapal tiba dipelabuhan Patani yakni pelabuhan kecil lainnya diujung halmahera.
Dari pelabuhan patani ini biasanya banyak orang akan menuju kota Maba yakni ibu kota kabupaten Halmahera Timur termasuk orang-orang dari pulau Gebe atau kota Weda.
Setalah sekitar 2 jam lamanya menurunkan penumpang dan muatan barang lainnya, kapal fery yang kami naiki kembali berlayar menuju lautan lepas kearah pulau Gebe.
Perlu dicatat saat kalian berhenti di pelabuhan Patani jangan lupa membeli makanan. Hal ini dikarenakan perjalanan dari pelabuhan Patani menuju pulau gebe memakan waktu sekitar 5-6 jam.
Artinya kalian akan makan siang diatas kapal gengs.
Ke Pulau Gebe Naik Pesawat
Cara lain menuju Pulau Gebe adalah dengan Naik Pesawat Kecil seperti Susi Air dari bandar udara Kota Ternate maupun dari Bandar Kota Sorong.
Jadwal pesawat susi air dari Ternate maupun dari Sorong adalah setiap Hari pukul 07.00 pagi.
Pesawat Susi air akan berangkat dari bandaran Gebe ke Ternate juga setiap hari yakni pukul 09.30 dimana waktu tempuh yang dibutuhkan sekitar 45 menit – 1 jam penerbangan.
Untuk biaya pesawat dari Pulau Gebe ke Ternate maupun sebaliknya adalah Rp 520.000 dengan kapasitas penumpang sekitar 12 orang.
Sedangkan Pesawat Susi air dari Sorong ke Gebe harga tiketnya lebih murah yakni Rp 400.000 dengan jadwal keberangkan setiap hari.
Penginapan di Pulau Gebe
Seperti biasanya, begitu saya tiba di kawasan dermaga pelabuhan Pulau Gebe, saya langsung mencari penginapan murah melalui maps atau langsung bertanya kepada orang-orang di pelabuhan yang jauh lebih mengenal daerah mereka.
Setelah saya tau tujuan saya bakalan menginap dimana saya langsung mencari ojek dan kebetulan ojek dipelabuhan itu banyak sekali jadi gampang saja mencari mereka.
Umumnya tarif ojek dikawasan Maluku Utara itu sama yakni Rp 5000-10.000 per penumpang dengan jarak yang tak terlalu jauh.
Rupanya penginapan yang saya tuju ini lokasinya tepat berada dijalan raya dan dikawasan pusat kawasan perkonomian warga Pulau Gebe.
Begitu saya menanyakan harganya cukup terkejut sih karena penginapan ini memasang tarif cukup mahal yakni Rp 300.000 per kamar AC lengkap.
Dirasa tidak sesuai kantong saya apalagi saya sendiri akhirnya saya memutuskan untk berjalan kaki menysuuri maps menuju penginapan lainnya yang ternyata ada tak jauh dari penginapan pertama.
Oh ya saya lupa jika saya tidak membawa cukup uang tunai dan saya kebingungan mencari ATM di Pulau Gebe. Cerita-punya Cerita, di Pulau Gebe tidak ada Bank atau ATM.
Nah satu-satunya cara mengambil uang tunai adalah melalui gesek tunai di warung-warung memalui debit atau m banking kepada pemilik rekening warung tersebut dan akan dikenakan biaya Rp 10.000/ transaksi.
Saya sudah beberapa kali kedaerah yang memang tidak ada Atm pasti melakukan hal tersebut. Tak apalah setidaknya saya bisa mempunyai uang tunai sehingga bisa untuk membayar penginapan dan juga makan.
Kebetulan saat transaksi penarikan uang saya sempat ngobrol banyak dengan penjaga warungnya dan menayakan soal penginapan di Pulau Gebe yang murah.
Dan ternyata juga beruntungnya ada penginapan murah tepat didepan warung tersebut.
Memang penginapan yang dimaksud itu bukan penginapan yang memasang papan iklan atau papan nama karena tidak ada petunjuk atau papan nama sama sekali.
Mungkin bagi orang baru seperti saya pasti tidak tahu jika ada penginapan disekitar tempat itu.
Singkat cerita setelah ditanya dan menceritakan maksud tujuan saya kepada pemilik penginapan yakni pak Haji, saya diberi harga cukup murah yakni Rp 200.000 / kamar AC dan lengkap dengan fasilitasnya.
Akhh setidaknya jauh lebih hemat dibanding penginapan pertama dan enginapan lainnhya yang memang konon harganya diatas Rp 300.000 semua.
Akhh aman juga akhirnya bisa rebahan di Pulau yang panas dan terik ini. Gak nyangka juga ada penginapan cukup bagus di Pulau kecil ini. Apalagi lokasinya berada didepan jalan raya dan dekat dengan pasar yang cukup ramai plus mudah mencari makanan
Transportasi yang ada di Pulau Gebe
Di Pulau Gebe memang tidak ada angkutan umum seperti angkot atau taxi apalagi ojek online. Satu-satunya trasnportasi umum di Pulau Gebe adalah naik Ojek.
Yap Ojek menjadi pilihan utama warga Pulau Gebe. Selain naik ojek tidak ada angkutan umum lainnya yang ada hanya kendaraan pribadi baik motor maupun mobil.
Nah lagi-lagi saya mendapat keberuntungan nieh, saat saya menanyakan mengenai cara atau andalan saya saat eksplore kawasan yakni sewa motor, saya mendapat info jika Ibu pemilik warung tempat saya menarik uang kemarin ternyata biasa menyewakan motornya.
Akhh langsung saja saya menuju warung tersebut dan menyapaikan niat saya menyewa motor. Pemilik motor atau warung memberikan harga sewa motor yang menurut saya sangat murah yakni Rp 50.000 seharian.
Wahh beruntung sekali kan hanya tinggal isi bensin saja kita sudah bisa mengelilingi Pulau Gebe.
Wisata di Pulau Gebe
Tak banyak yang tahu wisata apa yang ada di pulau Gebe. Beberapa kali saya bertanya kepeduduk setempat mereka selalu menjawab hal yang sama.
Mau ngapain disini karena disini gak ada wisata. Hanya ada Hutan Mangrove dan pantai biasa saja, mereka beranggapan justru lebih banyak wisata itu di kota.
Nah biasanya wajar warga lokal merasa tempat mereka tidak spesial sebab mereka sudah bosan, makanya saya langsung cek saja di Google alias browsing dan ternyata ada beberapa tempat menarik yang sepertinya harus saya kunjungi. Berikut ini beberapa tempat wisata di Pulau Gebe.
1. Hutan Mangroove Desa Kecapi Pulau Gebe
Esok harinya Sekitar pukul 08.00 pagi saya berkeliling Pulau Gebe dana tempat pertama yang saya kunjungi adalah Hutan Mangrove Pulau Gebe.
Di kawasan wisata hutan Mangrove Pulau Gebe ini kita bis abersantau digubuk atau gazebo yang dibuat pengelola.
Bisa memesan makanan atau minuman sembari menikmati ademnya area tersebut karena kawasan ini ditumbuhi banyak pohon mangrove yang cukup lebat dan tinggi.
Jika kalian ingin berjalan menyusuri hutan mangrove maka kalian tinggal menyusuri saja dengan mengikuti jembatan kayu hingga kedalam dan keujung-ujung kawasan Mangrove Pulau Gebe.
Ditemapt wisata hutan mangrove Pulau Gebe ini fasilitas yang disedikan sudah cukup lengkap. Ada gazebo, toilet hingga spot wisata dan spot foto yang pastinya akan membuat kalian betah berlama-lama dikawasan mangrove desa kecapi ini.
Pun dengan saya yang cukup enggan beranjak pergi hingga tersadar hari sudah mulai siang dan saya harus kembali melanjutkan perjalanan ekslplore Pulau Gebe
Oh ya saat dijalan saya sempat bertemu dengan para pekebun kelapa yang sedang memanen kelapanya untuk dijadikan Kopra.
Disini saya lumayan lama juga mengobrol dan bercengkrama dengan mereka yang menekuni aktifitas ini sudah sejak lama dan menjadi salah satu mata pencaharian mereka selain menanam Cengkeh dan pala juga nelayan.
2. Kolam Renang Pribadi Tepi Laut Pulau Gebe
Siang hari cuaca semakin terik dan membuat saya sedikit kelelahan plus kepanasan. Beruntung saya memakai jaket dan memakai celana panjang sehingga tak terlalu gosong.
Perjalanan mengikuti jalan aspal yang cukup mulus dan masih terbilang baru dibangun ini membuat saya sedikit ngebut dan menikmati sejuknya udara hingga saya menemukan kawasan pesisir atau pantai yang sangat indah.
Pemandangan atau panorama yang meski ditepi jalanan raya ini sangat terlihat indah. Bahkan hempasan ombak kekarang-karang tepi laut menambah perjalan tersebut sangat epik.
Beberapa kali saya berhenti untuk membuat rekaman video dan juga mengambil foto. Sayang saya hanya sendirian sehingga tidak bisa berfoto dengan latar sendiri.
Yah nasib kalo trip sendiri gak ada yang motoin guys heee. Jalanan mulus yang saya ikuti akhirnya menemui ujungnya. Ternayata jalan yang bikin nyaman ini tidak sampai menuju ujung Pulau Gebe.
Ketika saya memasuki sebuah pekampungan bernama kampung Sanafi, jalanan yang saya lewati cukup buruk karena bergelombang dan aspal yang sudah pecah-pecah plus berdebu.
Tapi Tak apalah setidaknya jalanan tersebut masih bisa saya lalui. Sekitar 20 menit berkendara melewati desa tersebut saya menemukan sebuah tempat wisata yang sepertinya juga sedang dalam pembangunan.
Tempat ini ternyata bernama pantai Sanafi yakni sebuah pantai indah berupa kolam air laut yang terbentuk dari karang-karang tepi pantai yang membentuk sebuah kolam renang.
Jadi kolam tersebut diisi oleh ombak yang terperangkap diantara karang-karang dan pemandangan disekitarnya sangat kerennn.
Tak hanya kolam renang alami tepi pantai saja, disekitarnya juga ada hamparan pasir putih yang lembut dan bersih. Akhh pemandangan yang benar-benar cukup menakjubkan buat saya pribadi sehingga saya cukup lama menikmati waktu dipantai ini.
Tak lupa tentunya membuat video dan mengambil foto yang banyak. Sayangnya saya tidak bisa mandi dikolam alami ini karena saya tidak membawa baju ganti sehingga yah hanya sekdar menikmati pemandanganya saja.
Karena hari sudah mau beranjak sore dan saya masih harus melanjutkan perljalanan say amenuju Desa Umera maka saya kembali memacu kendaraan saya menembus jalanan berbatu dan berdebut kedalam hutan Pulau Gebe.
3. Desa Umera, Tempat wisata dan Penghasil Sagu di Pulau Gebe
Nama Desa Umera mulai terkenal atau sering menjadi salah satu destinasi wisata utama di Pulau Gebe selain karena keindahan alamnya berupa bentangan pantai pasir putih dan laut birunya juga terkenal karena Desa Umera adalah desa penghasil sagu.
Yap seperti yang kita tahu jika Sagu adalah komoditi pangan utama alias makanan pokok masyarakat Timur khususnya Maluku dan Papua.
Saya sempat bertanya kepada warga setempat apakah padi tidak tumbuh di Pulau Gebe dan mereka menjawab semenjak dahulu kala hingga sekarang mereka terbiasa mengkonsumsi sagu sebagai makanan utama.
Sedangkan nasi biasa dikonsumsi oleh warga pendatang luar Pulau Gebe dan bagi mereka sagu tetap menjadi andalan makanan mereka seperti halnya dibuat papeda atau roti sagu.
Setibanya saya di Desa Umera, saya langsung menuju kawasan pesisir pantai yang terlihat dari jauh sangat memikat pandangan mata.
Dereta kelapa bersama hembusan angin plus deburan ombak yang tenang membuat kesyahduan suasana ditepi pantai Umera sangat memanjakan mata.
Perjalanan melelahkan hampir 2 jam lamanya dari pasar gebe atau pusat kota gebe ke Umera seketika lenyap.
Akhh betapa indah dah tenang sekali suasana dditempat ini membuat rasa kantuk sesekali menyapa mata.
Tak lupa bidikan kamera dan video hampir memenuhi galeri handphhone mengabadikan semua keindahan pemandangan di Desa Umera.
Desa Umera adalah salah satu pekampungan tua yang berada di pesisir ujung Pulau Gebe.
Saya cukup penasaran dengan cara warga Desa Umera mengambil sagu dan ingin melihat proses mulai dari penembangan pohon sagu, pengambilan isi pohonnya hingga diolah menjadi bubuk dan diendapkan hingga akhirnya terbentuklah sagu.
Sayangnya saat itu warga setempat tengah disibukan memanen kelapa untuk dijadikan kopra apalagi saat itu tengah musim panen kelapa.
Tak tampak aktivitas warga yang memanen pohon sagu sehingga saya hanya melihat pohon sagunya saja.
Akhh kecewa sih tapi tak apalah karena saya melihat kehidupan masyarak disana yang menurut saya masih jauh dari kata terbatas.
Tak ada jaringan singnal HP apalagi internet dan listrikpun terbatas.
Kampung yang sangat jauh dari kehidupan ini menurut saya cukup terawat kebersihanya dan juga kerapianya.
Itu terlihat dari hampir semua rumah dikampung ini terlihat cukup bersih perkaranganya dan juga jalanan didepan rumahnya.
Satu lagi pemandangan unik yang saya lihat selama diperjalanan keliling Desa Umera adalah banyak makan yang diletakan ditepi laut atau tepi pantai dengan susunan batu karang sebagai nisanya.
Tak tampak nama-nama pemilik makamnya sehingga tampaknya yang tau makamnya siapa adalah hanya keluarga almarhum saja.
Tapi melihat lokasi makam ditepi pantai rasanya yang meninggalpun akan merasakan ketenangan dan keindahan alam disekitarnya.
Sekitar 2 jam saya menghabiskan waktu di Desa Umera. Setelah dirasa cukup dan melihat waktu yang terus berjalan saya akhirnya memutuskan untuk kembali ke pasar gebe apalagi sepertinya ban motor yang saya bawa terlihat sudah mulai gembes.
Bahaya kan kalo sampai bocor ditengah jalan yang sepi dan jauh dari pemukiman heeee.
Baca : catat backpackeran ke belitung ini cara dan aksesnya
Esok harinya tepatnya hari Senin saya memutuskan untuk pulang kembali ke Ternate mengingat kasus Virus COVID 19 atau Corona semakin meningkat dan ini membuat ststus lockdown baik dipelabuhan maupun bandara akan segera dilakukan.
Nah karena saya gak mau kejebak di pulau tanpa signal internet maka pagi harinya yakni hari senin saya terbang dengan pesawat Susi Air dari pulau Gebe menuju kota Ternate.
Jangan lupa penerbangan memang ada setiap hari namun tidak berlaku untuk hari minggu dimana hari minggu pesawat berhenti beroperasi.
Oh ya untuk kalian yang ingin membeli tiket Susi Air bisa menghubungi Ibu Sari di nomor…
Yang Harus Kamu Tahu Dari Pulau Gebe
Jika kamu ingin melihat keramaian dan juga aktivitas pasar dimana banyak sekali warga dari setiap desa di Pulau Gebe berdatangan menjual kebutuhan pangan dan lain-lain maka tunggulah sampai hari Minggu.
Pasar Gebe beroperasi sebagai pasar umum setiap hari Minggu mulai pukul 06.00 pagi hingga pukul 11.00 siang.
Jangan sampai ketinggalan karena kamu bisa membeli cemilan baik kue atau makanan yang unik-unik dari Pulau Gebe.
Signal handphone saat saya ke Pulau Gebe (April 2020) hanya ada Telkomsel dan itupun kadang timbul kadang hilang.
Untuk telpon masih bisa digunakan seperti biasanya namun untuk internet jangan harap ada signal 4G.
Keterbatasan jaringan inilah yang saya rasa masih menjadi PR bagi pemerintah dalam mengembangkan jangkauan internet hingga kepelosok negri.
Jika kalian ingin internetan kalian bisa membeli voucher paket internet seperti signal hostpot atau wifi di kantor kecamatan dengan harga RP 10.000 sepuasnya.
Namun jika malas ke kantor kecamatan kalian bisa membeli diwarung Bone Raya seharga Rp 5000/ jam namun jangan harap kenceng yah karena bisa konek ke wa atau ke media sosial saja sudah membuat kesabaran sampai keubun-ubun haaaa.
Warga di Pulau Gebe didominasi oleh pendatang dari Tidore karena pulau ini memang merupakan ke Pulauan yang berkaitan dengan sejarah Raja tidore yang pada eranya sempat singgah dan menemukan pulau ini saat akan datang ke Sorong.
Selain dari Tiodre banyak warga Pulau Gebe yang berasal dari Makassar, Buton dan tentunya Papua.
Dan Mayoritas warganya beragama muslim dan cukup gampang menemukan makanan halal di Pulau ini.
Karena Pulau Gebe merupakan kawasan pengembangan pertambangan Nikel dan Emas maka di Pulau ini banyak terlihat karyawan tambang yang berlalu lalang dengan kendaraanya.
Tak heran juga jika kita melihat banyak kendaraan besar maupun kapal-kapal bersar singgah disekitar pelabuhan Pulau Gebe.
Kontak Penginapan Murah Pak Haji bisa hubungi Nomor : dan untuk sewa motor bisa langsung ke warung didepan penginapanya.
Sementara jika kalian ingin memesan pesawat susi air bisa langsung hubungi Ibu Suri di nomor…
Selamat berpetualang di Pulau Gebe guys…
Terimakasih buat pengalamannya.
2022 masih bisa dapet no buat pesan tiket Susi air gak? 😁 sma nomor2 yg lain juga 🙏🏻 makasih ya..
Hi Omed… Thanks very much for the great trip review nya di Pulau Gebe..! 🙂 Perkenalkan saya Duan, sy jg sangat suka traveling ke pelosok2 pulau, & krn profesi sy sbg biolog, sy sangat tertarik jg untuk pengamatan flona di tempat2 yg data / info flona nya masih jarang, spt di Gebe ini.. Sudah sejaka lama pengen ke Ternate, Tidore, Gebe, dan Halmahera in general, muga-mugi taun depan, setelah lintang-pukang covid-19 yg tiada berkesudahan ini akhirnya surut jg, sy bisa mewujudkan rencana tuk eksplorasi ke pulau2 timur yg sangat eksotik ini.. ok, keep writing and share all of your very… Read more »