7 Tari Adat Penyambutan Paling Terkenal di Indonesia
Tari adat penyambutan adalah sebuah tarian tradisional yang digunakan untuk menyambut tamu undangan atau ditampilkan saat memperingati acara tertentu di berbagai daerah Indonesia.
Nah Tari penyambutan ini biasanya ditampilkan sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada tamu yang datang, serta untuk menunjukkan keragaman dan kekayaan budaya daerah tersebut.
di Indonesia sendiri, ada banyak sekali jenis tari penyambutan yang biasa ditampilkan tergantung asal daerahnya. Dan Beberapa contoh tari adat penyambutan yang terkenal di Indonesia antara lain:
Baca juga :Â 10 Tari Adat Tradisonal Dari Sumatera Yang Terkenal
Daftar Isi Contents
1. Tari Piring (Sumatera Barat)
Tari Adat Penyambutan Paling Terkenal di Indonesia yang pertama adalah Tari Piring. Tari Piring adalah tarian tradisional dari Minangkabau, Sumatera Barat, yang sangat terkenal dan kaya akan makna budaya.
Nah biasanya, Tarian ini menggunakan piring sebagai properti utama dan biasanya ditampilkan untuk menyambut tamu kehormatan atau dalam acara-acara besar.
Penggunaan piring sebagai properti utama yang dibawa oleh para penari di kedua tangan mereka tentunya sangat menarik jika dilihat mata. Tarian ini ditampilkan dengan gerakan yang lincah dan dinamis, sering kali mencakup gerakan akrobatik dan gemerincing piring yang dipegang oleh penari.
Gerakan dalam Tari Piring terinspirasi dari gerakan sehari-hari masyarakat Minangkabau, terutama yang berhubungan dengan kegiatan bercocok tanam.
Penari biasanya menggambarkan gerakan menanam padi, merapikan sawah, dan menuai hasil panen. Piring yang dipegang oleh penari melambangkan hasil panen yang melimpah.
Para penari Tari Piring biasanya menggunakan kostum tradisional Minangkabau yang berwarna-warni, dengan hiasan kepala yang khas.
Salah satu atraksi yang paling menarik dalam Tari Piring adalah ketika piring dilemparkan ke udara dan ditangkap kembali tanpa terjatuh, serta gerakan cepat yang menciptakan suara gemerincing dari piring.
Sedangkan untuk musik pengiring Tari Piring biasanya menggunakan instrumen tradisional Minangkabau seperti talempong (sejenis alat musik perkusi), saluang (seruling bambu), dan gendang. Musik ini memainkan peran penting dalam menentukan ritme dan tempo tarian, serta menambah semangat para penari.
2. Tari Selamat Datang (Papua)
Tari Selamat Datang juga termasuk salah satu Tari Adat Penyambutan Paling Terkenal di Indonesia yang biasa sering ditampilkan saat ada tamu tamu penting datang ke pulau Papua.
Tarian ini juga mencerminkan keramahtamahan dan kebudayaan masyarakat Papua dalam menyambut tamu dengan penuh sukacita. Tari Selamat Datang berasal dari kebudayaan suku-suku di Papua, yang memiliki tradisi menyambut tamu dengan tarian dan musik.
Tarian ini melambangkan kegembiraan, persahabatan, dan rasa hormat kepada tamu yang datang. Tamu dianggap sebagai pembawa berkah, sehingga kehadiran mereka disambut dengan penuh sukacita.
Untuk Gerakan dalam Tari Selamat Datang sangat dinamis dan penuh semangat, mencerminkan karakter masyarakat Papua yang energik dan ceria.
Penari-penari yang terdiri dari laki-laki dan perempuan bergerak dengan ritme yang cepat, diiringi dengan musik tradisional. Gerakan mereka sering kali melibatkan lompatan, hentakan kaki, dan gerakan tangan yang harmonis.
Dan Tarian ini biasanya dilakukan dalam formasi kelompok, di mana penari laki-laki dan perempuan menari bersama-sama dalam lingkaran atau barisan.
Kemudian Gerakan tarian ini tidak hanya indah untuk dilihat, tetapi juga menunjukkan kekompakan dan kerjasama antar penari, yang merupakan cerminan dari kebersamaan dalam masyarakat Papua.
3. Tari Sekapur Sirih (Jambi)
Tari Sekapur Sirih juga menjadi salah satu tarian adat tradisional yang juga digunakan untuk menyambut tamu kehormatan, dengan simbol pemberian sirih sebagai tanda penghormatan.
Asal usul dari Tari Sekapur Sirih adalah tarian tradisional yang berasal dari Jambi, kemudian ada juga di Bengkulu dan sebagian wilayah Sumatera Selatan di Pulau Sumatera, Indonesia.
Tarian ini memiliki makna yang sangat penting dalam budaya Melayu, khususnya di Jambi, dan sering digunakan sebagai tarian penyambutan untuk tamu-tamu kehormatan. Tarian ini melambangkan keramahtamahan, penghormatan, dan kebersamaan masyarakat Melayu.
Nah menurut sejarhnya, Tari Sekapur Sirih ini diciptakan untuk menyambut tamu-tamu penting yang datang ke Jambi. Nama “Sekapur Sirih” sendiri merujuk pada tradisi Melayu yang menyajikan sirih kepada tamu sebagai tanda penghormatan dan keramahtamahan.
Lalu Sirih, yang biasanya disertai dengan kapur, gambir, dan pinang, merupakan simbol persahabatan dan penerimaan yang mendalam.
Tari Sekapur Sirih ditarikan oleh beberapa penari perempuan yang mengenakan busana adat Melayu, yang biasanya berwarna cerah dengan kain songket yang mewah. Penari membawa tepak sirih, sebuah wadah berisi sirih, yang akan diserahkan kepada tamu sebagai bagian dari tarian.
Gerakan dalam tarian ini sangat anggun dan lemah lembut, mencerminkan sifat halus dan ramah dari masyarakat Melayu. Gerakan tangan yang melambangkan penyajian sirih kepada tamu adalah salah satu ciri khas dari Tari Sekapur Sirih.
Selain itu, ada juga gerakan yang menggambarkan rasa syukur dan doa untuk keselamatan dan kesejahteraan bersama.
Baca juga :Â Sejarah Tari Merak, Fungsi, Kostum, Properti, Pola Gerakan
4. Tari Giring-Giring (Kalimantan Tengah)
Kita beranjak ke pulau Kalimantan, nah salah satu Tari Adat Penyambutan Paling Terkenal dari kalimantan atau suku dayak adalah Tari Giring-Giring.
Tarian Giring-Giring ini adalah salah satu tarian tradisional yang digunakan untuk menyambut tamu dan menunjukkan keramahan serta rasa hormat dari masyarakat Dayak kepada tamu yang datang.
Dan Tari Giring-Giring mencerminkan kekayaan budaya suku Dayak, yang dikenal dengan tradisi dan adat istiadatnya yang kaya. Tari Giring-Giring berasal dari masyarakat Dayak, terutama dari Dayak Ma’anyan dan Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah.
Nah Nama “Giring-Giring” berasal dari alat musik tradisional yang digunakan dalam tarian ini, yaitu giring-giring, yang terbuat dari bambu dan diisi dengan biji-bijian untuk menghasilkan suara gemerincing saat digerakkan.
Tarian ini juga melambangkan sukacita dan kehormatan, serta sebagai bentuk penyambutan yang hangat kepada tamu. Penari-penari, baik laki-laki maupun perempuan, menari sambil memegang giring-giring di tangan mereka.
Nah Mereka menggoyangkan giring-giring mengikuti irama musik, sambil melakukan gerakan kaki yang cepat dan teratur. Gerakan tarian ini juga mencerminkan kehidupan sehari-hari dan kegiatan masyarakat Dayak, seperti berburu, bertani, dan upacara adat.
Salah satu ciri khas dari Tari Giring-Giring adalah gerakan kaki yang lincah dan harmonis, yang menunjukkan kekompakan dan semangat kebersamaan dalam masyarakat Dayak.
5. Tari Seudati (Aceh)
Tari Adat Penyambutan Paling Terkenal di Indonesia lainnya yang sering ditampilkan saat acara adalah Tari Seudati. Tari tradisional dari Aceh ini sering ditampilkan dalam acara-acara penting, termasuk sebagai bentuk penyambutan tamu penting.
Tari Seudati ini menjadi salah satu tarian tradisional dari Aceh, yang memiliki makna religius dan budaya yang sangat kuat.
Tarian ini biasanya ditampilkan oleh laki-laki dan terkenal karena gerakannya yang energik, penuh semangat, serta irama yang menghentak, mencerminkan keberanian, persaudaraan, dan ketangguhan masyarakat Aceh.
Tari Seudati ditarikan oleh sekelompok pria, biasanya terdiri dari 8 hingga 12 orang, termasuk satu atau dua orang sebagai pemimpin tarian yang disebut “Syeikh”.
Dan Gerakan dalam tarian ini sangat dinamis, dengan penekanan pada gerakan tangan, dada, dan tubuh bagian atas. Penari melakukan gerakan cepat yang melibatkan tepukan tangan, hentakan kaki, dan gerakan bahu yang sinkron.
Tidak seperti banyak tarian tradisional lainnya, Tari Seudati tidak menggunakan alat musik sebagai pengiring. Sebagai gantinya, irama dan tempo tarian ditentukan oleh suara tepukan tangan, hentakan kaki, dan nyanyian atau syair yang dilantunkan oleh para penari.
Adapun Lirik yang dinyanyikan biasanya berisi puji-pujian kepada Allah, nasihat moral, dan cerita-cerita yang mengandung nilai-nilai keislaman.
6. Tari Cendrawasih (Bali)
Satu lagi Tari penyambutan tamu penting kali ini berasal dari pulau dewata pulau Bali. Namnya adalah Tari Cendrawasih.
Tari ini adalah tarian tradisional dari Bali yang terinspirasi oleh keindahan dan keanggunan burung cendrawasih, yang merupakan salah satu burung paling eksotis dan indah yang berasal dari Papua dan dikenal sebagai burung surga.
Tarian ini mencerminkan keanggunan dan keindahan burung cendrawasih, serta menggambarkan kisah cinta dan keindahan alam dan juga tarian adat ini sering dipertunjukkan dalam upacara penyambutan tamu.
Gerakan dalam Tari Cendrawasih biasanya digerakan sangat halus dan anggun, meniru gerakan burung cendrawasih yang sedang terbang dan menari di udara.
Penari-penari yang biasanya terdiri dari dua atau lebih perempuan, mengenakan kostum yang didesain untuk menyerupai bulu-bulu cendrawasih, lengkap dengan mahkota yang menyerupai hiasan kepala burung.
Gerakan tarian ini mencakup gerakan melayang, melompat ringan, dan gerakan tangan yang melambangkan sayap burung yang sedang mengepak. Dan Penari juga sering kali memperagakan gerakan mendekati satu sama lain, menggambarkan ritual kawin burung cendrawasih yang penuh keindahan dan warna.
7. Tari Gending Sriwijaya (Sumatera Selatan)
Tari Adat Penyambutan Paling Terkenal di Indonesia berikutnya adalah Tari Gending Sriwijaya. Tari ini adalah tarian klasik yang digunakan untuk menyambut tamu kehormatan dan raja-raja di masa lalu.
Tari Gending Sriwijaya menjadi salah satu tarian klasik dari Palembang, Sumatera Selatan, yang sarat dengan makna sejarah dan budaya.
Dan Tarian ini menggambarkan kemegahan dan kejayaan Kerajaan Sriwijaya, yang pernah menjadi pusat kebudayaan dan perdagangan maritim di Asia Tenggara pada abad ke-7 hingga ke-13.
Tari Gending Sriwijaya diciptakan sebagai simbol penghormatan terhadap tamu-tamu penting dan raja-raja yang datang ke wilayah Palembang. Tarian ini menggambarkan sikap ramah tamah, kebesaran hati, serta kemakmuran masyarakat Palembang pada masa kejayaan Sriwijaya.
Nah Nama “Gending Sriwijaya” sendiri berasal dari kata “gending” yang berarti lagu atau musik dalam bahasa Jawa Kuno, dan “Sriwijaya,” yang merujuk pada kerajaan besar yang pernah berjaya di Sumatera.
Gerakan dalam Tari Gending Sriwijaya sangat lembut dan anggun, mencerminkan kehalusan budi dan kearifan lokal masyarakat Palembang.
Para Penari-penari yang berjumlah sekitar sembilan orang, semuanya wanita, mengenakan busana adat Palembang yang mewah dan berwarna-warni, seperti songket, selendang, dan hiasan kepala yang disebut siger.