Pulau Zum Zum McArthur Di Morotai
Pernah mendengar Mac Arthur?
Bagi mereka yang menyukai sejarah khususnya sejarah perjuangan Bangsa, pasti tau Siapa Tokoh Mac Arthur. Kehebatnya dalam memimpin pasukannya dan juga para sekutunnya saat melawan Jepang, hingga akhirnya berhasil menguasai wilayah kekuasan Jepang di Asia Fasifik sangat patut diacungi Jempol.
Jepang yang kala itu sangat berkuasa khususnya diwilayah Asia Pasifik mulai dari kawasan Utara Papua, Papua Barat hingga kawasan Maluku Utara dan juga Filipina perlahan mulai lengser dan mundur akibat banyaknya pasukan yang tewas dan kalah dalam beberapa pertempuran.
Pria Bernama lengkap Douglas Mac Arthur ini adalah seorang Jendral Amerika yang pada masa Perang Dunia ke-2 berhasil melawan Jepang. Dia membangun pangkalan militer diberbagi pulau dipesisir utara Indonesia termasuk di kawasan Morotai, Maluku Utara.
Nah salah satu pulau yang dijadikan Markas oleh Mc Arthur adalah Pulau kecil ini. Dia hidup dan tinggal selama perang dan bahkan mengantur banyak strategi dari pulau kecil ini.
Daftar Isi Contents
Sekilas Pulau Zum-Zum Mac Arthur
Pulau tak berpenghuni ini sangat memiliki nilai sejarah yang tinggi. Bahkan banyak peninggalan2 yang masih ada ditempat ini. Pemerintah setempat sudah memperbaiki dan mengembangkan pulau ini sebagai pulau wisata bersejarah. Salah satunya membangun patung historical Mac Arthur setinggi 20 meter sebagai Icon utama Pulau zum zum Mac Arthur.
Salah satu daya tarik pulau ini adalah adanya bukti sejarah pada masa Perang Dunia II. Bagi pecinta sejarah sudah pasti tau sedikit sejarah mengenai tempat ini ya kan. Selain untuk tempat berwisata, pulau ini juga sangat recomended untuk mendapatkan pengetahuan sejarah pada masa lampau.
Baca Juga ya : Berkunjung ke Pantai Army Dock pantai bersejarah di Morotai
Pulau ini berlokasi di Pulau Mc Arthur, Pulau Zum Zum, Morotai, Maluku Utara. Nama lain dari Pulau Zum Zum adalah Pulau McArthur. Nama tersebut diambil dari nama seorang sekutu jenderal bernama Douglas Mac Arthur. Menurut sejarahnya, ia tinggal dan bersembunyi di pulau ini pada masa Perang Dunia II.
Banyak wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang penasaran akan sejarah sebenarnya dari pulau ini. Untuk itu simak informasi selengkapnya dibawah ini.
Sejarah Pulau Zum Zum McArthur
Morotai sendiri terkenal sebagai Pangkalan Militer Pasukan Sekutu dalam upaya penyerangan terhadap kekuatan militer Jepang di Philipina. Dalam Perang Dunia II saat itu, Pasukan Sekutu dibawah pimpinan Mac Arthur berhasil menjadikan Morotai sebagai pangkalan utama yang berlanjut dengan keberhasilan mereka menguasai Philipina. Keberhasilan ini juga merupakan titik awal pasukan sekutu memenangkan Perang Dunia II.
Alasan jenderal memilih Morotai sebagai tempat persembunyian adalah karena tempatnya dekat dekat dengan Philipina dan berada di sisi Samudera Pasifik.
Dari sini saja kita sudah mengetahui bahwa Pulau Morotai memiki nilai sejarah yang tinggi. Oleh karena itu pemerintah terus melestarikan berbagai peninggalan yang ada untuk dijadikan bukti sejarah yang nyata.
Dulunya nama pulau ini adalah Pulau Zum Zum. Namun kemudian Douglas Mac Arthur tinggal dan bersembunyi di pulau ini selama Perang Dunia II. Tidak ada orang yang tinggal di pulau ini dan lokasinya berhadapan langsung dengan Pantai Daruba.
Kemudian Mac Arthur membangun sebuah pangkalan udara dengan panjang landasan terbang mencapai 3.000 meter. Karena adanya bukti sejarah ini, banyak wisatawan yang ingin menyaksikan langsung kebenaran dari kisah tersebut. Bahkan ada sebuah jembatan khusus yang dibangun dari pulau kecil ini menuju pulau Morotai. Namun sayangnya kini hanya terlihat bekas peninggalan Tiang / sisa bangunanya saja yang masih bertahan.
Kemudian masyarakat pun membangun sebuah museum sebagai tempat penyimpanan barang-barang peninggalan sejarah. Pada 7 november 2016 Amerika memberikan mengirim foto terkait Mc Arthur sebanyak 56 lembar , dokumen, gambar, dan juga smua pernak pernik terkait Perang Dunia II dan kemudian disimpan di Museum Morotai.
Dengan adanya museum Morotai ini wisatawan lebih mudah untuk bisa melihat langsung peninggalan sejarah yang sangat penting di Indoenesia. Dengan begini maka akan lebih banyak lagi wisatawan yang berkunjung sehingga secara tidak langsung bisa meningkatkan ekonomi masyarakat di sekitar Pulau Morotai.
Ada apa saja di Pulau Zum Zum McArthur
Saat sampai di dermaga Pulau Zum Zum, pemandangannya luar biasa indah dengan hamparan pasir putih dan monumen patung Mc Arthur menjadi pemandangan yang dinanti-nantikan wisatawan. Karena wisatwan lebih mengenal nama pulau ini sebagai Pulau Mac Arthur, maka sekarang lebih sering disebut Pulau Mac Arthur.
Selain itu ada juga patung Douglas Mac Arthur setinggi 20 meter dengan tulisan pesan yang dibuat diatsanya “I Shall Return”. Dengan adanya patung ini, wisatawan semakin tertarik untuk mengunjungi pulau ini dan mengabadikan momen saat melihat patung tersebut secara langsung.
Selain itu terdapat sebuah marmer hitam bertuliskan 80 x 60 cm dan terdapat tulisan yang menjelaskan bagaimana sejarah kedatangan sang jenderal. Tulisan tersebut kurang lebih seperti ini
“Jendral Mc Arthur, lahir 26 januari 1880, meninggal 5 april 1964. Seorang jendral angkatan darat menjabat komandan pasukan Amerika Serikat di Philipina 1942, kemudian menjadi komandan pasukan sekutu wilayah Asia Pacific Barat Daya“
Di pulau Zum Zum inilah jendral Mac Arthur mandi dan bersembunyi di goa. Wisatawan yang ingin melihat langsung tempat persembunyian jendral, maka harus berjuang dulu melewati rawa-rawa, dan mangrove dengan jalan berliku. Tak heran jika tempat ini digunakan sebagai tempat persembunyian, dilihat dari rawa-rawa, rerumputan, dan mangrove yang seakan menjadi benteng untuk melindungi jendral.
Goa tempat persembunyian tersebut sangatlah kecil dan hanya bisa dimasuki oleh 1 orang. Akar pohon bakau pun menutupi bagian depan goa sehingga benar-benar aman untuk tempat bersembunyi. Seringkali ditemukan peluru di dalam goa tersebut, dan ini menjadi saksi bisu persembunyian yang terjadi.
Wisatawan juga bisa menyelam di sekitar Pulau Zum Zum untuk melihat bangkai kapal selam milik tentara Jepang. Benar-benar pulau kecil yang penuh cerita tak terlupakan. Beruntung jika bisa menginjakkan kaki dan menyaksikan semua sejarah yang pernah terjadi disini.
Bisanya yang datang kesini adalah pecinta sejarah atau sejarawan atau veteran Perang Dunia II. Tak lupa pemerintah juga menyediakan transportasi laut bagi wisatawan yang ingin menjelajahi pulau lain dari sini.
Jika kalian ingin datang ke Pulau Zum Zum Mac Arthur di Morotai ini, Kalian sudah bisa menggunakan pesawat dari Bandara Sultan Babullah Ternate menuju Bandaran Morotai menggunakan pesawat Atr seperti wings atau susi air. Biasanya harga tiket berkisar antara Rp 350.000-Rp 500.000.
Setibanyak di kota Daruba yakni ibu Kota kabupaten Morotai, kalian tinggal melanjutkan perjalanan menuju Pulau MacArthur dengan menggunakan speedboat selama 15 menit. Perjalanan yang tidak begitu lama dan wisatawan bisa sambil memandangi keindahan alam sekitarnya. Apalagi selama diperjalanan, angin sepoi-sepoi juga benar-benar menyejukkan suasana.
Wisatawan juga bisa memilih jalur laut menuju Pelabuhan Ahmad Yani di kota Ternate. Dari kota Ternate kapal biasanya akan berangkat pada malam hari pukul 20.00 dan akan tiba di pelabuhan Daruba sekitar pukul 06.30 pagi harinya. Untuk harga tiket kapal laut dari Ternate menuju Daruba juga cukup murah yakni sekitar Rp 170.000. Silahkan cek info lengkap jadwal dan perjalananya disini : Jadwal Kapal Dari Ternate ke Morotai
Wisatawan bisa juga melalui jalur lintas pulau Halmahera. Pertama harus naik spedboat yang ada di Kota Baru, kemudian ke kota Sofifi dengan harga tiket Rp 50.000. Jika ingin lebih murah bisa menggunakan kapal feri dengan harga tiket Rp 20.000. Kemudian lanjut perjalanan naik angkutan darat dari Kota Sofifi ke Kota Tobelo yakni ibu kota kabupaten Halmahera Utara dengan biaya Rp 90.000 dan ditempuh selama 4 jam.
Selanjutnya dari pelabuhan kota Tobelo kalian tinggal melanjutkan perjalanan menuju ke pelabuhan Daruba di Morotai menggunakan speedboat dengan harga tiket Rp 100.000. Jika ingin lebih murah bisa menggukan kapal feriferry dengan harga Rp 30.000.
Bagaimanapun caranya wisatawan bisa sampai disini, yang terpenting adalah berhati-hati dan selalu wasapada. Butuh usaha lebih untuk bisa sampai di tempat sejarah sekaligus sangat indah dan jarang ditemui di tempat lain. Karena keindahan seperti ini hanya ada di Pulau McArthur, Morotai.
Sebagai guru sejarah, ayah saya ingin banget mengunjungi Morotai karena penuh kenangan tentang Perang Dunia II yang diajarinya dalam kelas. Sayangnya sampai akhir hayatnya keinginannya tersebut tidak tercapai.
nah anaknya harus datang kesana