10 Tempat Bersejarah di Banda Neira
Banda Neira adalah salah satu wilayah kepulauan di provinsi Maluku. Banda Neira juga merupakan pusat administratif Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Indonesia.
Banda Neira terbagi dalam 6 desa, yakni Dwiwarna, Kampung Baru, Merdeka, Nusantara, Rajawali, dan Tanah Rata.
Bukan hanya indah, kepulauan yang satu ini juga sarat akan jejak sejarah perdagangan rempah-rempah, yang pernah menjadi rebutan para penjajah.
Selain itu, beberapa tokoh pahlawan kita juga sempat mengalami pengasingan di pulau yang indah ini. Hingga sekarang, para wisatawan masih dapat menemukan beberapa peninggalan, di pulau yang bersejarah ini.
Berikut 10 Tempat Bersejarah di Banda Neira yang juga dapat menjadi destinasi wisata saat kalian datang ke Banda Neira.
Baca Juga:
- Kunjungan 6 Tempat Wisata Bersejarah di Kota Sawah lunto
- 6 Tempat Wisata Binjai Paling Hits, Harga Tiket Dan Info Lokasinya
Daftar Isi Contents
1. Benteng Nassau
Fort Nassau atau Benteng Nassau merupakan benteng pertama di Banda Neira, yang sudah ada, sejak tahun 1600-an.
Namun sayangnya, pondasi benteng ini belum selesai sepenuhnya, karena Portugis sudah mendapat perlawanan dari masyarakat setempat.
Berbentuk persegi empat, dan memiliki empat buah bastion yang berbentuk panah di setiap sisinya. Belanda membangun benteng ini sebagai tempat untuk mengontrol perdagangan rempah saat itu.
Benteng Nassau yang tampak sudah tidak terawat ini, adalah saksi bisu dari tragedi pembantaian 44 tuan tanah kaya pulau Banda.
Mereka mendapatkan hukum pancung, atas instruksi dari Jan Pieterszoon Coen, yang merupakan Jenderal VOC di Jaman Belanda.
2. Benteng Belgica
Bangunan benteng paling terawat di Banda Neira ini, berdiri megah tidak jauh dari benteng Nassau, di atas perbukitan.Â
Benteng ini berbentuk segi lima, dan memiliki bastion pada setiap sudut bagian luarnya. Selain itu, juga terdapat menara pengintai, pada setiap sudut bagian dalamnya.Â
Berdasarkan prasasti yang terletak pada bagian depan benteng, tempat ini telah dibangun pada tahun 1611, oleh Gubernur Jenderal Pieter Both.
 Tempat ini sempat menjadi pusat pemerintahan VOC, sebelum akhirnya pindah ke Batavia, dan menjadi basis militer kepulauan ini.Â
Lokasi dari tempat ini cukup indah, dengan hamparan pemandangannya yang berlatar belakang pegunungan, dan dapat terlihat dari atas bangunan.
Karena fenomena keindahannya, tempat ini mendapat julukan sebagai “Mahkota Berpucuk Lima di Atas Kepala Keluarga Nassau dan Pelindung Banda” .
3. Istana Mini Banda Neira
Tempat Bersejarah di Banda Neira selanjutnya yang wajib kalian datangi tentunya adalah Istana Mini.
Sesuai namanya istana mini, kawasan Istana ini memang berukuran sangat kecil. Istana Mini ini merupakan bekas kantor pemerintahan VOC di kawasan Banda Naira semasa menguasai jalur rempah. Istana ini juga menjadi kediaman seorang Gubernur VOC.
Kompleks Istana Mini ini terdiri dari beberapa bangunan diantaranya sebagai rumah dari Gubernur VOC lalu ada dermaga sebagai tempat bersandarnya kapal-kapal dari tamu Gubernur VOC serta ada kantor Gubernur VOC.
Semua bangunan tersebut dibangun sesuai gaya bercorak Eropa seperti lantainya yang menggunakan marmer, terakota dan ada juga lantai yang berbahan batu alam.
Disalah satu ruangan Istana atau tepatnya di sebuah Kaca jendela yang masih ada hingga sekarang terdapat sebuah tulisan dari seorang penghuni Istana.
Pada kaca jendela tersebut diukir sebuah tulisan dengan bahasa Belanda yang menjadi curahan hatinya sebelum akhirnya dia memutuskan untuk bunuh diri.
Kurang lebih isinya dia sangat tertekan jauh dari keluarganya di Eropa dan menderita melihat penyiksaan warga lokal. Dia Ingin kembali pulang tapi tidak bisa mengingat zaman dulu belum ada pesawat dan harus naik kapal laut berbulan-bulan.
4. Rumah Pengasingan Bung Hatta di Banda Neira
Tempat Bersejarah di Banda Neira selanjutnya yang juga harus kalian kunjungi adalah Rumah Pengasingan Bung Hatta di Banda Neira.
Setelah setahun berada di pengasingan Boven Digoel Papua, Bung Hatta dan Syahrir akhirnya mendapatkan tempat baru pengasingannya yakni dipindahkan ke Banda Neira.
Kedua tokoh ini tiba di Banda Neira pada 11 September 1936 dan tinggal di sebuah rumah milik seorang tuan tanah.
Di tempat inilah selama 6 tahun, Hatta dan 16 peti berisi buku miliknya menjalani kesendiriannya di asingkan di Banda Neira.Â
Sementara itu, Syahrir hanya beberapa bulan tinggal di rumah ini, karena lebih memilih untuk tinggal di rumah lain.
Pada salah satu paviliun, Bung Hatta dan Syahrir juga sempat membuat sekolah sore, bagi anak-anak pribumi di pulau ini.Â
Di rumah pengasingan ini, banyak terdapat barang-barang peninggalan Bung Hatta, seperti kasur, lemari, mesin tik, dan dokumentasi.
5. Rumah Pengasingan Sutan Sjahrir
Rumah pengasingan Sutan Sjahrir juga merupakan salah satu Tempat Bersejarah di Banda Neira yang wajib kalian datangi.
Rumah pengasingan Sutan Sjahrir ini terletak di depan jalan Said Tjong Baadillah/Ratu Laguar di samping dari Rumah Budaya Banda yang bersebrangan dengan Hotel Delfika.
Sebelum digunakan sebagai rumah pengasingan Bung Sjahrir rumah ini dulu milik seorang pemilik perkebunan pala yang sudah tidak ditinggali lagi dan kemudian disewa untuk tempat tinggal Bung Kecil selama pengasingan di Banda Naira.
Bangunan bergaya Eropa dengan enam pilar bergaya doria di teras depan. Bangunan ini terdiri dari bangunan utama dan bangunan di belakang.
Pada bangunan utama terdapat lima ruangan dan dua teras, di depan dan di belakang. Beratap seng dengan atap bertipe pelana, plafon menggunakan papan kayu, dan lantai menggunakan terakota.
Terdapat pula gramofon yang dulu digunakan oleh Sutan Syahrir untuk mendengarkan lagu-lagu kesukaan beliau, serta ada juga mesin ketik yang digunakan Bung Syahrir untuk menulis surat dan menuangkan isi pikirannya mengenai pergerakan perjuangan Indonesia.
6. Rumah Budaya Banda
Namanya memang Rumah Budaya, namun Tempat Bersejarah di Banda Neira ini merupakan sebuah museum kecil yang berisi tentang info kepulauan Banda dan sejarah kelam di banda.
Bangunan berasistektur Belanda ini merupakan milik keluarga Des Alwi, sejarawan yang berpengaruh untuk Banda Neira bahkan Indonesia. Beliau merupakan anak angkat dari Bung Hatta.
Disini anda tidak hanya menemukan koleksi barang-barang yang belum pernah anda lihat di tempat lain, tetapi juga bisa menemukan berbagai cacatan sejarah penaklukan dan pendudukan Belanda dalam kata dan gambar.
Banyak hal unik disini, contohnya saja sejumlah lonceng dengan teks Belanda seperti: Spice Eaves dan lainnya yang berada di bagian belakang museum.
Lonceng ini dibunyikan untuk memberi tahu para pekerja pala kapan harus memulai dan berhenti beraktifitas.
Hal yang menarik lainnya yaitu lukisan yang berada di ruang utama museum dengan posisi tergantung. Itu adalah lukisan raksasa yang menceritakan pembantaian orang-orang terpandang di Banda tahun 1621.
Ada juga beberapa lukisan lain dan semuanya duplikat karena yang asli berada di Belanda.
Lukisan-lukisan itu memberikan gambaran yang jelas tentang kengerian yang telah terjadi saat belanda membantai orang-orang kaya banda secara keji.
Berbagai jenis meriam, alat musik, keramik Tiongkok, uang kuno serta benda lainnya juga bisa kita temukan didalam museum kecil ini.
7. Gereja Tua Banda Naira
ada sebuah gereja tua yang juga menjadi salah satu Tempat Bersejarah di Banda Neira yang sering disebut Gereja Tua Banda Naira.
Gereja Tua Banda Naira merupakan salah satu gereja tertua yang ada di Kepulauan Banda. Dibangun oleh Belanda pada tanggal 20 April 1873, Gereja ini menggunakan gaya eropa dengan adanya pilar-pilar di teras depan dengan bentuk doria.
Bangunan Gereja Tua Banda Naira berbentuk persegi panjang dengan panjang 37, 75 meter dan lebar 12, 86 meter.
Gereja Tua Banda Naira Dibangun menggunakan bahan batu kapur dan batu bata, lantai dengan bahan dari batu andesit, serta atap yang saat ini telah berganti dengan menggunakan bahan seng ini dulu merupakan pusat penyebaran dan kegaitan keagamaan Kristen Protestan di Banda Naira.
ada hal unik yang bisa kit ajumpai saat berada di Gereja Tua Banda Naira yakni Pada lantai gereja terdapat beberapa nisan yang terbuat dari batu andesit.
Pada nisan tersebut terdapat tulisan dengan bahasa Belanda. Pada halaman belakang bengunan benteng terdapat beberapa makam orang Belanda yang merupakan tokoh agama yang meninggal ketika penyebaran agama Nasrani di Banda Naira.
8. Kelenteng Sun Tien Kong
Kelenteng Sun Tien Kong Merupakan Satu Satunya Jejak Sejarah Peradaban Bangsa China Yang Ada Di Kawasan Banda Neira.
Meski Bangunan Kelenteng Ini Sudah Ditutup Dan Tak Terawat Namun Bentuknya Masih Bis Akita Lihat Dengan Jelas Seperti Bagaimana Layaknya Sebuah Kelenteng.
Nama Klenteng Sun Thien Kong Yang Berarti Rumah Kuasa Tuhan Dan Menurut Sumber Cina Di Banda Neira Dibangun Pada Akhir Abad Ke-16.
Klenteng Sun Tien Kong Dibangun Khusus Dengan Mendatangkan Tukang-Tukang Dari Cina. Posisi Klenteng Ini Pada Abad Ke-16 Menghadap Ke Laut Dan Pulau Gunung Api.
9. Benteng Holandia Banda Neira
Bangunan ini tercipta pada tahun 1642, dan berlokasi di pulau Lonthoir atau Banda Besar. Lokasinya berhadapan dengan kediaman Gubernur Jenderal VOC, yang sekarang terkenal dengan sebutan “Istana Mini” di pulau Neira.
Benteng ini berdiri, dengan tujuan sebagai pengendali lalu lintas kapal antara pulau Lonthoir dan Neira. Kedua pulau tersebut merupakan pusat dari aktivitas perdagangan Pala yang cukup sibukÂ
Berbentuk persegi, dan memiliki bastion pada setiap sudutnya. Selain itu, benteng ini juga memiliki ruang pengintai. Namun sayangnya, kondisi dari sebagian gedung ini sudah banyak yang hancur, dan hanya sebagian kecil saja yang tersisa.
10. Benteng Revengie
Bangunan Benteng ini terletak di pulau Ay, tepat berada di sebelah barat pulau Gunung Api. Benteng ini berdiri di atas sebuah bukit, dengan perkebunan pala di sekelilingnya.
 “Revengie” adalah nama benteng ini, yang berarti “pembalasan”. Pasalnya, masyarakat Pulau Ay sempat memihak Inggris pada abad ke 17.Â
Selain itu, penguasa Inggris juga melatih penduduk setempat, untuk mempertahankan diri dari serangan Belanda pada tahun 1615. Dan akhirnya, penduduk Pulau Ay sempat melakukan serangan balasan secara tak terduga terhadap Belanda.Â
Namun setahun kemudian, Belanda berhasil menguasai Pulau Ay, dan membantai sebagian besar masyarakatnya, sebagai bentuk balas dendam atas penyerangan tersebut.
Tempat Bersejarah di Banda Neira – Benteng ini sempat mengalami kerusakan, akibat gempa pada tahun 1683. Dan pada tahun 1748, benteng ini menjadi tempat pengasingan bagi para pejabat VOC, yang melakukan tindak kriminal di Banda Neira.
Baca Juga:
- Gereja Tua Immanuel, Gereja Tua Hila Ambon Yang Bersejarah
- Mengenal Benteng Bersejarah Nieuw Zeelandia di Pulau Haruku
Demikian 6 tempat bersejarah di Banda Neira. Semoga informasi ini dapat membantu, bagi kamu yang sedang merencanakan liburan berikutnya.
Selamat liburan!