5 Cerita Rakyat Dari Jambi Yang Terkenal
Cerita Rakyat Dari Jambi – Semboyan dari Kota Jambi adalah “Tanah Pilih Pesako Betuah”, yang secara filosofi memiliki pengertian:
“Kota Jambi sebagai pusat pemerintahan kota sekaligus sebagai pusat sosial, ekonomi dan kebudayaan”
Pengertian tersebut juga mencermin kan jiwa dari masyarakatnya, yang memegang teguh adat istiadat, serta hukum adat yang berlaku.
Namun selain itu, Jambi juga sangat kaya akan cerita rakyatnya, yang sarat akan nilai-nilai moral di dalamnya.
Baca Juga:
- Catat inilah Legenda Rakyat Sumatera Selatan yang paling terkenal
- Wajib tahu 5 Legenda Rakyat Dari Minangkabau Sumatera Barat yang terkenal
Daftar Isi Contents
Cerita Rakyat Dari Jambi
Nah, apa sajakah kelima judul dari cerita rakyat Jambi yang terkenal hingga sekarang ? Yuk, kita lihat ulasannya di bawah ini ya.
1. Sejarah Asal-Usul Angso Duo
Pada masa itu Jambi masih menjadi bagian dari kerajaan Pagaruyung, yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Ada seorang puteri bernama Selaras Pinang Masak, yang bertempat tinggal di hulu sungai Batanghari.
Namun Karena menolak untuk tunduk kepada kekuasaan Majapahit, yang saat itu akan berpisah dari kerajaan Pagaruyung, maka sang puteri pun melarikan diri.
Dalam pelarian tersebut, dirinya mendapatkan petuah untuk mencari lokasi baru sebagai tempat tinggalnya kelak.
Lalu sesuai dengan petunjuk itu, Selaras Pinang Masak melepaskan dua ekor angsa jantan dan betina, di sungai Batanghari.
Sambil memperhatikan kemana kedua angsa itu akan berlabuh, sang puteri menandainya sebagai titik lokasi untuk membangun istana yang baru.
Akhirnya dirinya melihat kedua angsa itu berlabuh di sebuah daratan . Dan disitulah dia membangun istananya kembali.
Lalu sejak itu, legenda tentang Angso Duo menjadi terkenal, dan tercatat dalam sejarah berdirinya kerajaan Melayu Jambi.
Tak heran jika kini Patung Angso Duo banyak terdapat di Jambi, yang sekaligus menjadi lambang dari provinsi tersebut.
2. Asal Muasal Daerah Negeri Lempur
Alkisah pada zaman dahulu, berdiri Kerajaan Pamuncak Tiga Kaum, yang berada di bawah pemerintahan tiga bersaudara.
Ketiga kerajaan tersebut Yaitu Pamuncak Rencong Talang, Pamuncak Tanjung Seri, dan Pamuncak Koto Tapus.
Pada suatu saat, hasil panen rakyat di Pamuncak Rencong Talang sangatlah melimpah ruah, hingga merayakannya dengan pesta panen.
Namun karena tidak dapat undangan pesta tersebut, maka Pamuncak Tanjung Seri mengutus istri dan kedua anaknya.
Singkat cerita, mereka hadir di negeri Pamuncak Rencong Talang yang merayakan pestanya selama tiga hari tiga malam.
Dan Hingga pada malam ketiga, hadirlah anak perempuan dari Pamuncak Tanjung Seri, yang menjadi incaran para pemuda.
Setelah pesta selesai di pagi hari, sang ibu gadis itu mengajak anaknya pulang. Namun, anaknya tidak mempedulikan panggilannya.
Ketika ada seorang pemuda bertanya kepadanya, siapa perempuan tua yang memanggilnya itu? maka anak perempuan itu menjawab, bahwa “perempuan itu adalah pesuruh saya”. Mendengar jawaban itu, hati ibunya pun terluka.
Dalam perjalanan pulang, mereka sampai di daerah antara Pulau Sangkar dan Lolo yang berawa dan berlumpur.
Maka berdoa lah isteri Pamuncak Tanjung Sari kepada Tuhan, agar anaknya yang durhaka itu tertelan oleh rawa lumpur.
Dan doanya pun terkabul, hingga sang anak terjerat kakinya oleh rawa yang berlumpur, hingga tenggelam.
Suara Tangisan dan jeritan minta tolongnya, tidak mendapatkan tanggapan dari ibu dan pengawalnya.
Sebelum sang anak tenggelam sepenuhnya, sang ibu sempat mengambil gelang dan selendang Jambi yang tersampir di dirinya.
Bahkan Hingga akhirnya tenggelam lah gadis itu sepenuhnya.
Setelah kejadian itu, negeri itu mendapatkan julukan sebagai Lempur, yang berasal dari kata Lumpur.
Sementara itu, gelang tersebut dibuang ke sebuah tebat, yang akhirnya menjadi bernama Tebat Gelang.
Sedangkan kain panjang Jambinya, dibuang pula ke tebat yang lain hingga bernama Tebat Jambi.
Pesan moral dari cerita ini adalah, jangan membuat murka Tuhan, karena murkanya orangtua adalah murkanya Tuhan.
3. Cerita Putri Tangguk, Cerita Rakyat Dari Jambi
Dikisahkan jika ada seorang Bernama Putri Tangguk yakni seorang petani yang tinggal di Negeri Bunga Tanjung.
Walaupun dirinya hanya memiliki sawah seluas tangguk, namun mampu menghasilkan padi yang sangat melimpah.
Pada suatu hari, Putri tersebut mendapatkan peristiwa aneh di sawahnya, ketika mendapati tanaman padinya berubah menjadi rerumputan tebal.
Semuanya terjadi akibat kesombongan, hingga lupa untuk bersyukur, dan akhirnya mendapat kutukan.
Pesan moral dari cerita ini adalah, untuk tidak menyia-nyiakan padi. Selain itu, keburukan dari sifat sombong dan takabur dari Putri Tangguk, tercermin dari perilakunya.
Dirinya telah meremehkan padi, dengan cara menyerakkannya di jalan yang licin, sebagai pengganti pasir.
Akibatnya, hidupnya menjadi sengsara, akibat telah membuat murka Raja Padi, dan menyia-nyiakannya menjadi sesuatu yang mubazir.
Pesan moral dari cerita ini adalah, bahwa harta dan pekerjaan dapat membuat seseorang lalai dan lengah, hingga tidak waspada dalam berbuat sesuatu.
Dan akhirnya, mengakibatkan kebinasaan dan malapetaka.
4. Datuk Darah Putih
Cerita Rakyat Dari Jambi selanjutnya adalah cerita tentang Datuk Darah Putih. Dahulu di Jambi, ada sebuah kerajaan yang memiliki hulubalang bernama Datuk Darah Putih.
Karena jika terluka, darah yang keluar akan berwarna putih. Dirinya merupakan hulubalang yang jujur, pandai, dan berani.
Suatu hari, Raja memerintah kan Datuk Darah Putih untuk membentuk pasukan inti kerajaan, yang dalam waktu singkat, berhasil terbentuk.
Raja pun memerintah kan Datuk untuk berperang, hingga seluruh pasukannya menyiapkan diri dengan segala peralatan perangnya.
Pada Keesokan harinya, mereka berangkat ke Pulau Berhala dengan menggunakan tiga buah perahu besar.
Istri Datuk Darah Putih yang sedang hamil tua pun, ikut mengantarkannya sampai ke pelabuhan.
Beberapa saat kemudian, ketiga perahu tersebut tiba di Pulau Berhala, dan langsung membuat benteng pertahanan serta tempat pengintaian.
Hingga pada keesokan harinya, tampak pasukan Belanda memasuki Selat Berhala.
Datuk Darah Putih beserta pasukannya segera berlompatan masuk ke dalam kapal-kapal Belanda sambil melakukan penyerangan.
Pasukan Belanda yang mendapat serangan mendadak itu pun menjadi panik, dan kalah dalam pertarungan tersebut
Tiga hari kemudian, tampak iring-iringan tiga kapal besar dengan jumlah serdadu yang lebih banyak memasuki Selat Berhala.
Namun, hal itu tidak membuat Datuk Darah Putih gentar. Ia pun segera menyiapkan pasukannya untuk menghalaunya.
Namun kali ini, pasukannya mengalami kekalahan, dan membuat lehernya tersabet pedang seorang serdadu Belanda, hingga mengeluarkan darah putih.
Namun saat itu dirinya berhasil mendapatkan perawatan, namun darah putihnya tetap mengalir.
Sang Datuk memerintahkan seorang prajurit untuk mencarikannya batu sengkalan, guna menutup lukanya.
Dan tidak berapa lama, prajurit itu pun berhasil membawa sebuah anak batu sengkalan yang tipis.
Ketika batu tersebut menempel pada luka, darah putih itu pun berhenti seketika. Dan seketika itu juga, Datuk Darah Putih langsung melompat ke atas perahu.
Meskipun masih terluka,dirinya masih mampu melakukan perlawanan.
Tidak berapa lama, akhirnya seluruh serdadu Belanda tewas. Namun, di balik kemenangan itu tersimpan rasa sedih melihat keadaan Datuk Darah Putih yang terluka parah.
Mereka pun kembali ke benteng pertahanan sambil memapah pemimpin mereka.
5. Cerita Putri Cermin Cina
Zaman dahulu kala di wilayah Jambi, terdapat sebuah negeri dengan seorang pemimpinnya yang bernama Sutan Mambang Matahari.
Raja tersebut memiliki seorang anak laki-laki bernama Tuan Muda Selat dan seorang anak perempuan bernama Putri cermin Cina.
Tuan Muda Selat adalah pemuda yang tampan, namun sangat ceroboh. Sementara Putri Cermin Cina, merupakan puteri yang cantik jelita, baik hati, dan lemah lembut.
Pada suatu hari, datanglah saudagar muda ke daerah tersebut, yang bernama Tuan Muda Senaning. Saat itu dirinya hanya bermaksud untuk berdagang.
Namun saat perjamuan makan tiba, dirinya jatuh hati pada Putri Cermin Cina.
Tidak bertepuk sebelah tangan, Putri Cermin Cina pun menaruh hati pada Tuan Muda Senaning.
Tak lama kemudian, sang pria datang menghadap Sutan Mambang Matahari, untuk melamar Putri Cermin Cina.
Sang ayahanda pun menerima pinangan tersebut, namun hari pernikahan harus tertunda selama 3 bulan.
Sutan Mambang Matahari harus berlayar dahulu, untuk mencari bekal pesta pernikahan putrinya.
Sebelum berangkat berlayar, dirinya berpesan kepada anak laki-lakinya, untuk menjaga adiknya dengan baik.
Namun akibat kecelakaan yang terjadi dari hasil permainan gasing antara kekasih dan abangnya, Sang Puteri pun meninggal dunia.
Tuan Muda Senaning sangat merasa bersalah karena kematian kekasihnya, hingga membuatnya putus asa, dan melakukan tindakan bunuh diri.
Dia menancapkan dirinya ke arah mata tombak, hingga menembus tubuhnya
Melihat situasi yang tragis tersebut, Tuan Muda Selat pun kebingungan, dan takut ayahandanya pasti marah besar akibat peristiwa tersebut.
Hingga akhirnya memakamkan kedua jenazah tersebut. Tubuh Puteri Cermin Cina menempati makam di tepi sungai, sementara Tuan Muda Senaning mendapatkan pemakaman di Dusun Senaning.
Akibat perasaan bersalahnya, Tuan Muda Selat pergi meninggalkan negerinya bersama masyarakat di kampungnya, hingga berlabuh Kampung Selat.
Sedangkan Tuan Muda Selat, pergi tanpa mempunyai tujuan yang jelas.
Tidak lama kemudian Sutan Mambang Matahari kembali ke rumahnya, namun kebingungan melihat kampungnya menjadi sepi.
Hanya tersisa beberapa orang yang menjaga istananya.
Setelah dia mengetahui tentang kejadian sebenarnya, Sutan Mambang Matahari pun merasa sedih, hingga akhirnya pergi meninggalkan kampungnya.
Saat itu sisa dari penduduk kampung ikut menemaninya.
Mereka pindah ke dusun seberang, dan mendirikan kampung baru, yang terletak di antara makam Tuan Muda Senaning, dan kapalnya.
Kini Kampung tersebut saat ini bernama Dusun Tengah Lubuk Ruso.
Baca Juga:
- Inilah 4 Cerita Rakyat Dari Papua yang Terkenal dan sering diceritakan
- Daftar Cerita Rakyat Dari Nusa Tenggara Barat yang terkenal
Demikianlah beberapa infromasi mengenai kisah 5 cerita rakyat Jambi yang terkenal hingga sekarang dan masih sering diceritakan kepada generasi muda Jambi.
Semoga dapat bermanfaat bagi Sobat semua, dan membuat kita semakin mencintai kelestarian budaya Jambi.
Leave a Reply