5 Bahasa Daerah Nusa Tenggara Timur Yang Paling Banyak Digunakan
Nusa Tenggara Timur adalah salah satu provinsi di Indonesia, dan memiliki ibukota bernama Kupang. Selain Itu, provinsi ini juga memiliki 22 kota dan kabupaten, serta 550 pulau yang tersebar di wilayahnya.Â
Beberapa pulau yang termasuk dalam wilayahnya, antara lain adalah Pulau Flores, Pulau Sumba, Pulau Timor, Pulau Alor, dan Pulau Lembata. Selain itu, terdapat pula beberapa pulau lainnya, seperti Pulau Sabu, Pulau Adonara, Pulau Solor, dan masih banyak lagi.
Baca Juga :Â
- Mengenal 6 Suku Yang Ada Di Nusa Tenggara Timur
- Inilah 4 Kota Di Sumba Yang Terbesar Dan Paling Ramai
Berdasarkan persebaran bahasanya, dapat terlihat, bahwa Nusa Tenggara Timur memiliki dua bahasa daerah utama, seperti berikut ini.
Daftar Isi Contents
1. Kabupaten Sikka memiliki 6 bahasa daerah, yang terdiri dari:
- Sara Sikka Krowe, yang para penuturnya adalah, penduduk Etnis Ata Sikka Krowe, Sub etnis Ko’ung Sikka-Lela dan Etnis Ko’ung Koting
- Sara Sikka Muhan atau Sikka Krowe Muhan. Kedua bahasa daerah yang sama ini, penuturnya banyak berasal dari Etnis Ai, dan berdomisili di wilayah Kringa.
- Sara Muhan, yang mayoritas penuturnya, adalah penduduk Kabupaten Flores Timur, Larantuka dan Muhang Jawa
- Sara Lu’a Kapa Raja, atau populer juga dengan julukan Bahasa Palu’e. Penuturnya banyak berada di Pulau Api Rokatenda. Sedangkan sub etnis yang menggunakannya seperti Nge Rajawawi, Nge Lajakrapaw, dan lainnya.
- Sara Lio Krowe, adalah bahasa daerah yang penuturnya banyak berasal dari Sub Etnis Mbengu, Mego dan Nuo Lolo
- Sara Tindung Bajo Lau, merupakan bahasa setempat, bagi para penduduk Etnis Sulawesi Selatan, seperti Bugis, Bajo dan Bonarate.
2. Kabupaten Manggarai Barat dan Flores Timur. Keduanya memiliki dua bahasa lokal
- Austronesia, yang menjadi bahasa lokal, bagi masyarakat Kabupaten Manggarai Barat. Selain itu, terdapat juga Bahasa Dieng, yang penuturnya berasal dari dari Etnis Dieng. Â
- Kedong, Lamaholot, Melayu dan Boru Hewa, merupakan bahasa daerah bagi para penutur, yang berdiam di Kabupaten Flores Timur.
Dari sekian banyak bahasa daerah di Nusa tenggara Timur, terdapat 5 bahasa yang memiliki banyak penutur. Kelima bahasa daerah tersebut adalah:
1. Bahasa Dawan
Uab Meto, Dawan dan Atoni, merupakan bahasa daerah yang sama, namun memiliki nama yang berbeda.
Ketiga bahasa tersebut, merupakan cabang dari Bahasa Austronesia. Karena masih aktif hingga saat ini, penuturnya mencapai hingga 600.000 orang.Â
Walaupun bahasa daerah ini asalnya dari Bahasa Portugis, namun sudah bercampur dengan Bahasa Indonesia. Terutama bagi para penutur di Nusa Tenggara Timur.
Masyarakat yang menggunakan Bahasa Dawan, mayoritas berasal dari Timor bagian barat, terutama di Wilayah Kabupaten Timor. Sedangkan penutur dari bahasa ini, banyak berasal Suku Amanuban, Amanatun, dan beberapa suku lainnya.
Masyarakat di Kabupaten Kupang dan Wilayah Kantong Oecussi dan Ambeno, juga menggunakan Bahasa Dawan. Hanya saja, namanya berubah menjadi Bahasa Baikenu atau Baikeno.Â
2. Bahasa Manggarai
Tombo Manggarai adalah nama lain dari Bahasa Manggarai. Sedangkan penutur asli dari bahasa ini adalah, Suku Manggarai, yang berjumlah sebanyak 500.000, orang.Â
Suku Manggarai tersebut, banyak berdomisili di Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur. Selain itu, bahasa daerah ini termasuk dalam rumpun Bahasa Austronesia.Â
3. Bahasa Lamaholot
Bahasa Lamaholot memiliki julukan yang terkenal sebagai Bahasa Solor yang merupakan bahasa asli dari suku tersebut. Penuturnya sendiri sudah berjumlah sebanyak 150.000 orang, dan tersebar dari Ujung Timur Flores sampai Barat Solor.
Domisili dari semua suku penutur tersebut, tersebar di Wilayah Nusa Tenggara Timur.
Beberapa dari wilayah tersebut meliputi, Pantai utara Pantar, Barat Laut Alor, dan pulau-pulau sekitarnya. Fakta lainnya adalah, Bahasa Lamaholot juga termasuk dalam rumpun Bahasa Austronesia.
4. Bahasa Tetun
Bahasa daerah ini merupakan bagian dari Bahasa Austronesia, yang memiliki penutur berjumlah sekitar 800.000 orang. Selain itu, fungsinya juga sebagai bahasa resmi di Wilayah Timor Leste, selain Bahasa Portugis.
Selain Bahasa tetun, Masyarakat Timor Leste juga menggunakan Bahasa Indonesia dan Inggris, sebagai alat komunikasi resmi. Perbedaan kedua bahasa tersebut dengan Tetun hanyalah pada fungsinya saja.
Walaupun Tetun berfungsi sebagai bahasa resmi, namun lebih bersifat sebagai alat pemersatu antar suku, seperti layaknya Bahasa Indonesia.
5. Bahasa Sikka
Bahasa daerah ini memiliki nama lain, yaitu Bahasa Krowe, dan merupakan bahasa asli dari Suku Sikka. Penutur dari bahasa ini banyak berdiam di Pulau Flores, tepatnya di Kabupaten Sikka bagian tengah dan timur.
Beberapa dialek dari Bahasa Sikka yang terdapat di Nusa Tenggara Timur antara lain, Sara Krowe, Sikka Natar, dan Tana Ai. Bahasa ini juga merupakan bagian dari rumpun Bahasa Austronesia, yang memiliki penutur sekitar 175.000 orang.Â
Baca Juga:
Okay Sobat, demikian ulasan kali ini, mengenai 5 Bahasa di Nusa Tenggara Timur, yang masih sering digunakan hingga saat ini. Semoga dapat memberikan informasi, manfaat yang berguna bagi kamu semua ya!.
ajwita95@gmail.com