Serunya Backpackeran ke Taman Nasional Tanjung Puting
Taman Nasional Tanjung Puting menjadi salah satu destinasi impian saya dan juga teman-teman lainnya untuk bisa dikunjungi.
Taman Nasional Tanjung Puting sudah sangat terkenal tidak hanya didalam negri saja tetapi juga hingga kemancanegara sebagai salah satu Taman Nasional Endemik Orang Hutan.
Nah beberapa waktu lalu saya bersama beberapa teman-teman lainnya dari komunitas Backpacker Jakarta akhirnya berkesempatan untuk mengadakan trip atau backpackeran ke Taman Nasional Tanjung Puting.
Taman Nasional Tanjung Puting adalah sebuah taman nasional yang terletak di semenanjung barat daya provinsi Kalimantan Tengah.
Taman Nasional Tanjung Puting memiliki luas area yang sangat luas yakni sekitar 415.040 Ha.
Secara geografis Taman Nasional Tanjung Puting terletak di wilayah Kecamatan Kumai di Kotawaringin Barat dan kecamatan-kecamatan Hanau serta Seruyan Hilir di Kabupaten Seruyan provinsi Kalimantan Tengah.
Kali ini saya akan sedikit bercerita tentang petulangan saya bersama teman-teman explore Taman Nasional Tanjung Puting yang diadakan pada Tanggal …
Oh ya sehari sebelumnya saya bersama Juan dan ka Rizal, Okti dan Om Boni sudah tiba terlebih dahulu tiba di kota Pangkalanbun dan selama disana kita ditemani oleh 2 gadis cantik yakni ka Chacha dan juga ka Yuli.
Mereka membawa kita berkeliling kota Pangkalanbun dan melihat beberapa destinasi wisata yang menarik dikota bersejarah ini seperti menyusuri sungai Arut dan mengunjungi kampung Pelangi.
KIta juga bisa Berkunjung kerumah Dayak Betang Pasir Panjang hingga mencicipi kuliner-kuliner legendaris atau makanan khas Kotawaringin Barat.
Nah untuk melihat Ada destinasi wisata apa saja yang menarik di Pangkalanbun, simak liputanya disini : 10 Tempat Wisata di Pangkalanbun dan Kotawaringin Barat.
Daftar Isi Contents
- Meeting Point di Bandara Iskandar Pangkalanbun
- Cara Menuju Taman Nasional Tanjung Puting
- Explore Taman Nasional Tanjung Puting
- Pesona Hutan Rimba dan Sungai Sekonyer Tanjung Puting
- Memberi Makan Orang Utan di Camp Leakey
- Feeding Orang Hutan Taman Nasional Tanjung Puting
- Bermalam di Atas Kapal Taman Nasional Tanjung Puting
Meeting Point di Bandara Iskandar Pangkalanbun
Sesuai janji yang sudah ditetapkan bahwa meeting point dipusatkan di Bandar Udara Iskandar Kota Pangkalan Bun.
Bandar Udara Iskandar ini adalah satu satunya bandara di Kabupaten Kota Waringin Barat dan salah satu gerbang utama menuju Taman Nasional Tanjung Puting.
Pagi itu saya bersama Juan, Rizal, Okti dan Boni dijemput di Hotel tempat kami menginap oleh bang Hariz yakni Team dari Orang Borneo yang menjadi Guide kita selama explore Tanjung Puting.
Karena mepo dijadwalkan mulai pukul 08.00 maka kami menuju bandara Iskandar setelah selesai sarapan.
Jarak dari pusat kota Pangkalanbun ke Bandar Udara Iskandar cukup dekat hanya sekitar 15 menitan saja.
Satu persatu teman-teman mulai berdatangan dan berkumpul didepan bandara. Ada Rifky peserta termuda kita yang datang dari Kota Banjarmasin dengan menggunakan Bus.
Jadi Rifky ini tiba di Pangkalanbun pada pagi harinya tepat sesuai jam meeting point. Dia adalah adik dari Riska yang juga salah satu peserta Trip Tanjung Puting.
Selain mereka, ada juga peserta lainnya yang ikut trip ke Taman Nasional Tanjung Puting seperti Ka Tirza, Ka Betty atau ka Ibeth, ada ka Ummy, Ka Lia, Ka Ade dan ka Moses.
Satu lagi peserta tertua diantara kita semua yakni Ka Upiek. Karena dia naik kapal laut dari Surabaya ke Kumai maka dia menginap dekat pelabuhan Kumai dan dijemput oleh team lainnya yakni bang Tio.
Total ada 14 peserta plus saya sendiri jadi total kami semua ada 15 orang dengan 2 guide yakni Bang Hariz dan Bang Tio.
Karena semua peserta dirasa sudah lengkap maka kami bergegas melaju menuju pelabuhan Kumai atau Dermaga Taman Nasional Tanjung Puting yang lokasinya bersebelahan dengan Pelabuhan Kumai.
Jarak dari Bandara Iskandar ke pelabuhan Kumai sekitar 30 menitan saja.
Disana kami sudah disambut oleh kru kapal baik koki, kapten dan crew lainnya yang selama 2 hari kedepan akan melayani dan menemani kita semua.
Baca juga : Megahnya Istana Kuning Pangkalanbun, Peninggalan Kerajaan kutaringin
Cara Menuju Taman Nasional Tanjung Puting
Sebelum saya melanjutkan tentang keseruan mengexplore Taman Nasional Tanjung Puting, saya akan membagikan terlebih dahulu tips atau cara menuju Taman Nasional Tanjung Puting.
1. Via Darat dengan Bus / Mobil
Bagi kalian yang berasal dari Kalimantan Barat seperti Pontianak, maka kalian harus menuju kota Pangkalanbun terlebih dahulu.
Satu- satunya kendaraan umum dari Kalbar khususnya jalur Trans Kalbar – Kalteng adalah dengan naik Bus Damri. Tarifnya sekitar 400.000 / penumpang selama hampir 12 jam lebih.
Bagi kalian yang berangkat dari Banjarmasin atau Kalimantan Selatan maka kalian harus singgah terlebih dahulu di Kota Palangkaraya dengan naik travel atau naik kendaraan umum lainnya.
Nah Dari pusat kota Palangkaraya kalian bisa naik Bus Damri yang berangkat setiap malam pukul 19.00 menuju kota Pangkalanbun dengan tarif sekitar Rp 200.000 perorang.
Lama tempuhnya sekitar 8 jam perjalanan darat. Nah nantinya kalian akan singgah di kota Sampit kemudian dilanjutkan menuju kota Pangkalanbun.
Setibanya di Kota Pangkalanbun kalian bisa naik Grab car menuju Pelabuhan Kumai dengan tarif standar Rp 60.000 atau bisa juga naik ojek atau sewa mobil.
Seperti yang sudah saya sampaikan jika Jarak dari kota Pangkalanbun ke Pelabuhan Kumai hanya sekitar 30 menitan saja jadi cukup dekat.
2. Via udara atau Naik Pesawat Terbang
Sebagi jalur tercepat menuju kota Pangkalanbun tentunya akses menggunakan pesawat terbang masih menjadi pilihan Utama.
Bagi kalian yang berasal dari Jakarta, Semarang, Surabaya atau Palangkaraya, kalian bisa langsung menuju kota Pangkalanbun dengan berbqgai jenis pesawat seperti Nam Air, Wings Air, Trans Nusa dan Trigana Air.
Masing2 maskapai memiliki jadwal dan harga tiket yang berbeda-beda. Silahkan kallian cek sendiri dari bandara tempat kalian menuju bandar udara Iskandar pangkalan Bun.
Jika kalian naik pesawat makan dari Bandara menuju Pelabuhan Kumai harus Naik Taxi khusus Bandara yang tarifnya sudah ditetapkan sama semua.
Untuk 1 taxi yang mampu memuat maksimal 3 penumpang dikenakan tarif Rp 150.000 yang artinya Rp 50.000 / 1 penumpang.
3. Naik kapal Laut Roro Ferry / Pelni
Selain lewat darat atau lewat udara, kalian juga bisa menuju ke Pangkalanbun atau kabupaten Kota Waringin Barat menggunakan Kapal Laut.
Saat ini ada tercatat ada beberapa pelayaran dari pelabuhan Semarang atau Tanjung Perak Surabaya dengan tujuan ke pelabuhan Kumai yang ada di Pangkalanbun.
Kapal Roro Atau biasa disebut kapal Ferry adalah jenis kapal untuk angkutan penumpang dan juga barang maupun angkutan kendaraan yang paling sering dipilih.
Hal ini dikarenakan sering melintas atau menuju Kumai dari Surabaya atau Semarang dibandingkan kapal pelni yang hanya 2x dalam sebulan.
Tarif penumpang kapal Roro Ferry juga cukup relatif murah yakni Rp 300.000 / penumpang dengan lama tempuh sekitar 12 jam.
Tenang saja karena dikapal sudah disediakan kasur barak untuk beristirahat.
Nantinya Kapal ferry ini langsung tiba di pelabuhan Kumai dan kalian bisa tinggal jalan kaki saja ke Dermaga Pelabuhan Tanjung Puting.
Okeh setelah kalian tau cara menuju Taman Nasional Tanjung Puting, sekarang saatnya kita melanjut kembali cerita perjalanan Explore Taman Nasional Tanjung Puting selama 2 hari 1 malam.
Explore Taman Nasional Tanjung Puting
Sebelum kapal berangkat, kita terlebih dahulu di briefing oleh kaka guide bang Hariz dan Bang Tio tentang hal apa saja yang harus dilakukan dan hal apa saja yang tak boleh dilakukan selama kita mengunjungi Taman Nasional Tanjung Puting.
Tak lupa pula kita berdoa bersama agar perjalanan kita diberi keselamatan dan juga diberi kelancaran.
Perlahan kapal yang kami naiki beranjak meninggalankan dermaga Kumai. Tampak lalu lalang aktifitas beberapa kapal di pelabuhan Kumai yang sepertinya cukup aktif keluar masuk pelabuhan.
Kapal kami mulai menepi dan mulai berjalan melintasi menyusuri sungai Akot hingga akhirnya kapal masuk kedalam pertemuan sungai utama yakni sungai Sekonyer yang menjadi pintu gerbang kawasan Taman Nasional Tanjung Puting.
Baca juga : Catat 8 Tempat Wisata Sampit Yang Rekomended
Selama kapal berjalan, kita disuguhkan dengan sarapan kuliner khas Pangkalan Bun seperti Coto Manggala yakni makanan khas yang terbuat dari campuran Ubi kayu, mie, ayam dan lain-lain.
Sarapan juga lebih lengkap dengan hadirnya beragam kue dan kopi atau teh yang sudah dihidangkan diatas meja.
Selama hampir 1 jam lebih menysusuri sungai Sekonyer, kita akan disuguhkan hamparan Pohon Nipah disepanjang kanan dan kiri tepi sungai.
Pohon Nipah sendiri adalah pohon khas muara sungai yang buahnya bisa dimakan. Rasanya hampir sama dengan buah kolang kaling atau kelapa.
Oh ya kata bang Hariz, keberadaan pohon nipah ini juga menandakan jika kawasan disepanjang aliran sungai ini masih berair asin. Nantinya saat air sungai sudah tak lagi asin maka tidak ada lagi pohon nipah disepanjang tepi sungai.
Pesona Hutan Rimba dan Sungai Sekonyer Tanjung Puting
Setelah melewati deretan pohon nipah, kapal perlahan mulai meredakan laju kecepatanya.
Hal ini bertanda jika kapal sudah memasuki area Sungai utama yakni Sungai Sekonyer yang konon banyak Buayanya dan juga memiliki air yang warnanya hitam.
Pepohonan disekitar tepi sungai Sekonyer juga semakin lebat dan mulai tumbuh rapat-rapat.
Sesekali terlihar monyet2 meloncat diantara dahan pepohonan. Hemm untung saja saya tak melihat Ular bergelantungan yah karena jujur saya tidak begitu menyukai ular.
Tiba dipos pertama, kapal harus singgah terlebih dahulu untuk melapor kepetugas dan membayar retribusi masuk kawasan Taman Nasional.
Setelah urusan perizinan selesai, kapal kembali melaju menyusuri sungai sekonyer.
Pemandangan yang indah dan menarik tentunya membuat teman-teman tak ketinggalan untuk bergantian mengabadikan momen disepanjang sungai terutama didepan kapal dengan pemandangan hutan yang lebat plus pekatnya warna sungai.
Tak terasa hampir 3 jam berlalu menyusuri sungai kini waktunya kita untuk menikmati menu makan siang.
Hemmm lezatnya makanan yang disuguhkan oleh krue kapal membuat kami tanpa basa basi kami langsung melahap makanan yang disajikan diatas meja.
Rasanya nikmat sekali apalagi kami disuguhkan dengan pemandangan hutan kalimantan dan sungai sekonyer yang sangat syahdu.
Hembusan angin dan juga perut yang sudah cukup kenyang membuat rasa kantuk mulai menyapa. Perlahan satu persatu teman-teman beranjak meninggalkan meja dan mencari tempat untuk memejamkan mata.
Memberi Makan Orang Utan di Camp Leakey
Sekitar pukul 13.30 kapal yang membawa kami semua mulai merapat disebuah dermaga kecil.
Sudah terlihat banyak kapal-kapal lainnya yang juga merapat disekitar dermaga tersebut. Yapp itu berarti kita sudah sampai di dermaga Camp Leakey.
Camp Leakey merupakan pusat rehabilitasi orang utan yang berdiri di atas lahan seluas 45.907 Ha. Tempat ini juga merupakan salah satu zona fiding atau tempat memberi makan kepada orang Utan.
Dari dermaga kita harus berjalaj kaki sekitar 30 menitan menuju camp Leakey.
Tenang saja guys, kita tidak perlu berbecek-becek ria melintasi hutannya karena Jalanan yang akan kita lalui masih berupa jalan kayu atau jembatan papan seperti umumnya jalanan diatas air.
Nah jembatan kayu ini akan mulai berakhir saat kita sudah tiba diarea beberapa pos penjagaan dan juga di area museum atau gallery orang utan.
Kami sempat singgah terlebih dahulu di rumah yang menjadi museum dan melihat gallery orang utan yang ada ruma tersebut. Didalam rumah ini banyak menampilkan foto-foto kegiatan penyelamatan orang utan dari kerusakan atau pemburuan.
Selain itu juga di museum ini banyak menampilkan info dan pengetahuan tentang orang utan yang ditampilkan dengan cerita maupun gambar yang memudahkan pengunjungnya.
Bahkan beberapa sejarah orang hutan yang dari awal datang dan diselamatkan hingga tumbuh besar juga ada dengan foto-foto yang bersejarahnya.
Feeding Orang Hutan Taman Nasional Tanjung Puting
Setelah Puas melihat potret orang hutan, kami melanjutkan perjalanan masuk kedalam Lokasi Feeding atau tempat memberi makan orang utan.
Perlu kalian catat nieh untuk meliat atau menyaksikan Feeding terhadap orang Hutan, kalian harus tepat waktu dan jangan sampai ketinggalan.
Jam Feeding atau Waktu memberi makan orang hutan adalah 2x dalam sehari yakni setiap :
- Pukul 09.00 – 11.00 pagi
- Pukul 13.00 – 14.30 sore
Karna kita tiba siang hari maka kita memberi makan orang hutan tersebut dijam siang atau sore hari.
Perjalanan menuju tempat Feeding masih terus berlanjut hingga kita melewati jalur semak semak belukar dan masuk kedalam hutan. Akhirnya kami tiba di Feeding Orang Hutan tepat pukul 14.00.
Disana kami sudah melihat banyak sekali wisatawan asing yang juga sedang menunggu pemberian makan kepada orang hutan oleh petugas.
Dari banyaknya pengunjung yang datang di Taman Nasional Tanjung Puting, bisa dipastikan hanya ada sebagian kecil saja wisatawan lokal atau orang Indonesia.
Mayoritas yang datang ke Taman Nasional Tanjung Puting adalah wisatawan yang datang dari manacanegara.
Bahkan banyak anak kecil yang juga diajak oleh orang tuanya melihat dan mempelajari orang hutan tersebut.
Area diskitar Feeding dibuat mirip seperti area penonton acara pertunjukan seni. Beberapa kursi penonton sudah dibuat panjang dan juga tersusun atau tertata dengan rapi.
Hal ini tentunya dibuat agar wisatawan tidak menggangu orang hutan yang sedang menikmati makan siangnya.
Ada garis pembatas yang menandakan jarak maksimal pengunjung dengan orang hutan. Jadi jika kalian ingin melihat lebih dekat orang hutan tersebut, yah siapkan saja kamera dan teropong heee.
Tapi tenang saja guys karena bagi saya sendiri, melihat dengan mata biasa juga sudah cukup puas dan cukup jelas. Jadi gak perlu teropong segala.
Tips Sebelum Datang ke Lokasi Feeding
1. Bawa kamera dengan zoom maksimal agar potret yang dihasilkan lebih jelas
2. Bawa payung atau jas hujan karena sering hujan tiba-tiba.
3. Pakai lotion anti nyamuk. Usahakan lotionya semprot.
4. Pakai sendal atau sepatu tracking agar nyaman.
5. Power Bank dan memori yang banyak kana saat dilokasi pasti bakalan banyak merekam dan memotret orang hutan.
6. Perut dalam keadaan kenyang karna jaral yang jauh jika tiba2 lapar dan harus kekapal.
7. Bawa minum karna treking pulang pergi cukup jauh
Saat itu Ada banyak sekali orang hutan yang berdatangan. Ada Lebih dari 5 ekor yang datang bergantian.
Sekitar 1 jam lebih kami menikmati orang hutan makan siang, sang guide sudah menginstruksikan kami untuk segera beranjak pergi dan kembali melanjutkan petualangan ketempat lainnya.
Bermalam di Atas Kapal Taman Nasional Tanjung Puting
Salah satu keseruan yang kami dapatkan saat menyusuri Taman Nasional Tanjung Puting adalah selain bertemu dengan orang hutan juga bisa menikmati keindahan alam hutan raya Kalimantan.
Nah selain itu juga keseruan yang kami dapatkan adalah merasakan sensasi menginap di dalam hutan Taman Nasional Tanjung Puting.
Seperti yang sudah kami rencanakan jika kami memang berniat menginap di Taman Nasional Tanjung Puting.
Maka dari itu kapal yang kami sewapun sudah disesuaikan dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas tempat tidur seperti kasur, bantal, selimut dan juga kelambu.
Oh ya kenapa dikasih kelambu, karena banyak binatang malam yang sering berterbangan disekitar kapal. Nah biar aman jadinya dipasang kelambu.
Plus agar terhindar dari nyamuk juga sih apalagi di hutan banyak binatang aneh-aneh plus nyamuk yang berbahaya.
Hari sudah mulai sore dan kapal yang kami naiki kembali merapat disebuah dermaga kecil. Dermaga itu tampak sepi dan hanya ada petugas yang berjaga.
Kata mas Tio malam ini kita akan bermalam dan menginap di dermaga ini.
Tujuanya agar saat malam hari kapal tidak terbawa arus sungai dan juga kebetulan malam itu Mas Tio ingin mengajak kami melihat binatang Nocturnal atau binatang yang keluarnya saat malam hari.
Wah makin seru nieh petualangan kali ini. Bisa melihat Orang Hutan, menginap di Hutan dan juga melihat bintang malam di tengah hutan.
Sebelum Hari semakin gelap, saya dan beberapa teman-teman lainnya sempat masuk kedalam area pos jaga untuk melihat dan mengobrol dengan petugas disana.
Tepat saat jam makan malam tiba, kami semua sudah kembali ke dermaga dan disana sudah disiapkan makan malam diatas kursi dan meja yang membuat semuanya kaget.
Romantisnya, itulah kata pertama yang terucap saat kami mendekati meja tempat makan. Cahaya lilin dan kursi yang tertata rapi membuat kami merasa itu semua disiapkan spesial.
Makanan yang dihidangkanpun semakin menambah kebahagian. Ada seafood dan buah-buahan yang sudah tersaji dengan baik diatas meja.
Karena tak mau kehabisan dan ketinggalan, kami segera makan dan menyantapnya dengan penuh suak cita.
Malam semakin larut dan bang Tio mengajak kami untuk bergegas bersiap menysuuri hutan rimba.
Sebenarnya ada perasan takut sih apalagi kita berjalan malam hari dan peneranganya terbatas.
Tapi kata bang Tio kita gak perlu khawatir sebab disekitar jalur yang dilalui cukup aman dan hanya 1-2 jam saja kita mengelilingi jalurnya. (Bersambung ke Bagian Kedua)
Terima kasih Kata Omed atas kisah perjalanannya yang informatif, apakah boleh saya meminta kontak Orang Borneo untuk paket tur nya?