Contoh Cerita Mitologi Indonesia
Cerita mitologi Indonesia, biasanya berkaitan dengan suatu kepercayaan, gaib, roh, dewa, bidadari, hingga hewan maupun orang sakti.
Yang dimaksud disini adalah, seseorang atau makhluk yang memiliki kemampuan tertentu yang diyakini oleh masyarakat setempat.
Mitologi juga bisa memiliki latar belakang sejarah, dan dipercayai sebagai cerita yang pernah terjadi, dianggap suci, atau mengandung keajaiban.
Meski tidak semua orang percaya akan adanya mitologi, namun cerita di dalamnya sarat dengan pesan moral.
Baca Juga:
- Catat 5 Legenda Rakyat Sumatera Selatan yang paling terkenal
- Rekomendasi 5 Legenda Rakyat Dari Minangkabaudari sumatera barat yang terkenal
Daftar Isi Contents
Daftar Contoh Cerita Mitologi Indonesia
- Mitologi Hantu Kuyang Dari Kalimantan
- Mitologi Anak Sima dari Kalimantan
- Cerita Mitologi Cindaku Dari Sumatera Barat
- Cerita Mitologi Palasik Dari Sumatera Barat
- Cerita Mitologi Nenek Gegaji dari Belitung
- Cerita Mitologi Antu Buyu dari Sumatera Selatan
- Cerita Mitologi Burong Tujoh Aceh
- MItologi Siluman Popo Dari Sulawesi Selatan
- Mitologi Parakang Dari Sulawesi Selatan
- Cerita Mitologi Jaka Taruba
- Cerita Mitologi Nyiroro Kidul
- Cerita Miologi Dewi Sri
- Cerita Mitologi Leak Bali
- Cerita Mitologi Balum Bili Aceh
- Mitologi Nunusaku Maluku
Dan masih banyak lagi contoh cerita mitologi lainnya di Indonesia.
Namun kali ini, saya hanya akan membahas dan menceritakan sekilas 3 contoh cerita mitos atau cerita mitologi yang cukup terkenal dan menjadi legenda di Indonesia.
1. Nyi Roro Kidul
Nyi Roro Kidul adalah dewi dari cerita mitologi Indonesia, yang berasal dari daerah Jawa. Tokoh ini, juga dikenal sebagai Ratu Pantai Selatan.
Ketika Prabu Siliwangi masih bertakhta di Kerajaan Pajajaran, ia memiliki seorang permaisuri dan 7 orang selir.
Saat sang permaisuri melahirkan bayi perempuan cantik bernama Putri Lara Kadita, yang artinya Putri Cantik Jelita.
Pasalnya, wajah dari sang bayi, bahkan melebihi kecantikan ibunya. Tidak hanya cantik, bayi jelita ini juga memiliki hati yang baik.
Keistimewaan dari Putri Lara Kadita tersebut, malah menimbulkan rasa iri para selir – selirnya, karena takut tersisih dari hadapan sang ayah.
Mereka pun bersekongkol untuk menghancurkan kehidupan sang putri dan ibunya.
Kedua wanita malang itu diberi mantera, hingga menderita penyakit kulit yang parah di sekujur tubuhnya.
Masih dibawah kutukan para selirnya, Prabu Siliwangi pun mengusir anak dan istrinya dari kerajaan, karena dianggap dapat membawa malapetaka.
Lara Kadita dan ibunya pergi tanpa arah dan tujuan. Namun akhirnya sang ibu wafat dalam pengembaraannya.
Sementara sang putri, terus berjalan hingga akhirnya tiba di Pantai Karanghawu.
Karena kelelahan, Putri Lara Kadita tertidur pulas. Dalam tidurnya ia bermimpi, bertemu dengan dewa, yang memberinya nasihat agar dirinya mensucikan diri, dengan cara terjun ke laut.
Hal tersebut, juga untuk mendapatkan kesembuhan, serta mengembalikan kecantikannya.
Bahkan tidak hanya itu, penyucian diri tersebut juga membuat sang putri bisa mendapatkan kekuatan gaib untuk membalaskan dendamnya.
Saat terbangun, tanpa keraguan sedikitpun, Lara Kadita melompat dari atas tebing curam ke tengah gulungan ombak.
Dan Sang putri pun langsung tenggelam ke dasar Laut Selatan, namun mimpinya menjadi kenyataan.
Meskipun telah kembali cantik dan mendapatkan kekuatan gaibnya, namun Putri Lara Kadita tetap tinggal di Laut Selatan.
Dan sejak saat itu, sang putri dikenal sebagai Nyi Loro Kidul, yang artinya “loro” = derita, dan “kidul” = selatan.
2. Jaka Tarub
Contoh cerita Mitologi Indonesia berikutnya adalah Jaka Tarub, yang dikenal sebagai pemuda tampan dan selalu rajin dalam bekerja.
Karena kelebihannya tersebut, tidak heran jika dirinya banyak disukai oleh para gadis belia di desanya.
Meski begitu, Jaka Tarub belum tertarik untuk menikah. Ia lebih senang menghabiskan waktunya dengan berburu dan menjelajah hutan.
Ketika suatu hari Jaka Tarub sedang berburu rusa, ia menyempatkan diri menghilangkan dahaganya, dengan meminum air sungai di dalam hutan.
Namun seketika itu pula, tiba-tiba ia mendengar ada suara wanita yang sedang bercengkrama. Dengan mengendap, ia pun langsung menghampiri sumber suara itu..
Setelah di telusuri, sumber suara tersebut merupakan teriakan kecil dari 7 orang gadis yang sedang mandi di sungai. Saat melihat pemandangan tersebut, Jaka Tarub pun terkesima, dan berharap salah satu dari gadis tersebut akan menjadi istrinya.
Namun tanpa ia ketahui, bahwa semua gadis cantik tersebut adalah bidadari yang turun dari Kahyangan. Pada hakekatnya, manusia tidak bisa menikahi seorang bidadari.
Tanpa berpikir panjang, akhirnya Jaka Tarub menyembunyikan salah satu selendang milik salah satu dari bidadari tersebut.
Kemudian ia pun berpura-pura, seolah menjadi orang yang menemukan selendang tersebut.
Setelah selesai mandi, para bidadari itu pun mengambil selendang nya masing-masing, agar dapat kembali ke Kahyangan.
Namun betapa terkejutnya mereka, ketikan menyadari bahwa saat salah satu dari selendang hilang, yaitu milik bidadari bernama Nawang Wulan.
Bidadari tersebut tidak dapat kembali ke Kahyangan tanpa selendangnya. Karena, selendang tersebut adalah sayap, yang membuat mereka bisa terbang ke Kahyangan.
Waktu terus berjalan, hingga matahari mulaipun tenggelam.
Para bidadari harus kembali ke Kahyangan sebelum malam. Dengan sangat terpaksa, keenam bidadari tersebut harus meninggalkan sehingga Nawang Wulan sendirian di Bumi.
Dengan perasaan sedih dan bingung, Nawang Wulan terus mencoba menelusuri jalan setapak, hingga langkahnya terhenti di sebuah rumah.
Rumah tersebut, ternyata milik Jaka Tarub.
Ketika Jaka Tarub mengetahui hal ini, tanpa berpikir lagi ia langsung menghampiri Nawang Wulan seakan – akan ingin menolong.
Kemudian Jaka Tarub pun bertanya kepadanya, “Hai, gadis cantik, apakah aku bisa membantumu?”
“Hai pemuda, namaku Nawang Wulan, dan aku adalah bidadari Kayangan yang kehilangan selendang, hingga aku tidak bisa kembali ke Kahyangan”
Jaka Tarub terkejut saat mengetahui bahwa Nawang Wulan adalah seorang bidadari.
Lantas ia pun merubah pikirannya, untuk tidak mengembalikan selendang yang telah disembunyikannya.
Pemuda ini memberikan tawaran kepada Nawang Wulan, “Hai Nawang Wulan, namaku Jaka. Jangan sedih, karena engkau dapat tinggal bersamaku!”
“Jaka, hatimu sungguh baik” jawab Nawang Wulan.
Akhirnya mereka pun memutuskan untuk tinggal bersama, hingga Nawang Wulan menjadi istrinya.
Pada suatu hari, Nawang Wulan marah besar saat mengetahui, bahwa Jaka Tarub telah melanggar aturan yang ia berikan. Yaitu, untuk tidak membuka tutup panci ketika ia tengah memasak nasi.
Karena hal itu, Nawang Wulan kehilangan kesaktiannya dalam memasak nasi. Akibatnya, ia harus memasak nasi dalam porsi besar, seperti cara manusia pada umumnya.
Karena kesaktiannya telah hilang, Nawang Wulan harus mengambil beras dari lumbung penyimpanan, setiap kali ingin memasak nasi.
Namun ketika persediaan beras hampir habis, maka lumbung padi nya pun menjadi sedikit kosong.
Dan Betapa terkejutnya Nawang Wulan, ketika menemukan selendang yang selama ini ia cari, tersimpan di salah satu sudut lumbung tersebut.
Pada akhirnya, Nawang Wulan pun memutuskan untuk kembali ke Kahyangan, dan meninggalkan suami serta anaknya di Bumi.
3. Cerita Mitologi Dewi Sri
Cerita mitologi tentang Dewi Sri, diawali dari suatu pertemuan para dewa di Khayangan. Saat itu, Batara Guru mencoba untuk memegang mustika sakti milik Batara Narada, yang bernama Retno Dumilah.
Siapapun yang dapat memiliki mustika tersebut, tidak akan pernah merasa lapar, mengantuk dan juga basah saat terkena air.
Namun sayangnya, Batara Guru tidak kuat memegang mustika tersebut, hingga akhirnya terlepas dan jatuh ke Bumi lapis ke tujuh.
Mustika sakti tersebut, tertelan ke mulut seekor naga bernama Sang Hyang Antaboga yang tinggal di Bumi lapis ketujuh tersebut.
Melihat hal itu, Para Khayangan memutuskan untuk turun ke Bumi untuk mencari mustikanya.
Rencana tersebut diketahui oleh sang naga, yang berniat untuk menguji kekuatan para dewa.
Kemudian Sang naga memasukan mustika tersebut ke dalam sebuah cupu, yang tidak mudah dibuka oleh Batara Guru dan dewa lainnya
Namun saat cupu tersebut telah berada ditangan Sang Hyang Antaboga, Batara Guru pun langsung merebut dan menghancurkannya.
Saat itu pula, keluarlah Retno Dumilah yang telah berubah wujud menjadi bayi perempuan, dan akhirnya diberi nama Niken Tiksnawati.
Ketika beranjak dewasa, Niken menjadi sosok bidadari cantik, hingga akhirnya membuat Batara Guru jatuh cinta.
Saat akan dipinang oleh Batara Guru, Niken mengajukan tiga persyaratan yang harus dipenuhi.
Ketiga persyaratan tersebut adalah, pakaian yang tidak akan pernah usang, makanan yang akan mengenyangkan selama hidupnya, serta gamelan bernama ketopyak.
Batara Guru pun menyanggupinya, dan mengutus anak Batara Kala yang bernama Kala Gumerang, untuk mencarikan semua persyaratan tersebut.
Saat masa pencariannya, Kala Gumarang bertemu dengan sosok cantik Dewi Sri.
Sang Dewi ini adalah istri dari Dewa Wisnu, yang tengah mandi di Taman Banjaran Sari. Kala Gumerang pun terpikat, dan mengejar wanita itu hingga turun ke Bumi dan masuk ke hutan.
Melihat istri nya diganggu, Dewa Wisnu marah dan mengarahkan anak panahnya ke Kala Gumerang hingga tidak berdaya.
Dalam kondisi tersebut, Dewi Sri juga ikut mengutuk pemuda yang tengah terkulai lemas itu menjadi babi hutan.
Untuk melindungi diri, sang Dewi menitiskan diri ke dalam Dewi Darmanastiti, yang merupakan Ratu Makukuhan di Kerajaan Medang Kamulan.
Sedangkan Dewa Wisnu, menitis dirinya menjadi Raja Makukuhan.
Mendengar kabar bahwa Kala Gumerang telah dikutuk menjadi babi hutan, Batara Guru murka dan meminta Niken Tiksnawati melayaninya.
Permintaan itu langsung ditolak, hingga akhirnya Niken Tiksnawati menemui ajalnya.
Batara Guru merasakan kesedihan yang begitu dalam, saat Niken meninggal dunia, dan meminta Batara Narada untuk menguburkannya di Bumi.
Setelah dikubur, jasad Niken Tiksnawati tumbuh menjadi berbagai tanaman, seperti padi, pisang dan jenis yang lainnya.
Seluruh tumbuhan tersebut, akhirnya dibudidayakan ke seluruh pelosok wilayah kerajaan.
Singkat cerita, Dewi Sri yang sudah menitis menjadi Dewi Dharmastiti, akhirnya keluar dan merasuki tanaman padi di wilayah kerajaan tersebut.
Kala Gumerang pun tidak tinggal diam, dan terus mencari Dewi Sri dalam wujud babi hutan. Meskipun saat itu, Dewi Sri telah menyatukan diri dengan tanaman padi.
Ketika Kala Gumerang memasuki area persawahan tersebut, ia pun merusak seluruh tanaman padi disana.
Melihat hal itu, Dewa Wisnu tidak tinggal diam.
Seperti peristiwa sebelumnya, Dewa Wisnu segera menembakkan anak panahnya, dan menembus tubuh Kala Gumerang dalam wujud babi hingga tewas.
Dari darahnya yang keluar, muncul berbagai jenis hama yang membahayakan padi. Diantaranya, seperti wereng, walang sangit, londoh, dan masih banyak lagi.
Sementara itu, arwah Kala Gumerang merasuki hama perusak lainnya, seperti tikus sawah dan babi hutan yang gemar merusak tanaman padi.
Namun akhirnya, seluruh hama tersebut dapat dimusnahkan oleh Raja Makukuhan, yang merupakan titisan dari Dewa Wisnu.
Baca Juga:
- Inilah 5 contoh dongeng mite yang paling terkenal di Indonesia
- Catat 5 Cerita Rakyat Dari Aceh yang terkenela hingga sekarang
Selain 3 contoh cerita Mitologi diatas yang paling terkenal, contoh mitologi lainnya cukup banyak di Indonesia.
Selesai sudah, Contoh Cerita Mitologi Indonesia yang cukup menarik, dan masih dipercaya oleh sebagian masyarakat hingga saat ini.
Semoga dapat menjadi cerita bermanfaat, bagi anak – anak pada khususnya.