Sejarah Istana Kadriyah Pontianak Dan Harga Tiketnya
Istana Kadriyah Pontianak – Setelah puas mengunjungi Tugu Khatulistiwa yang menjadi icon Kota Pontianak, saya melanjutkan perjalanan menuju destinasi terkenal selanjutnya di Pontianak.
Salah satu tempat bersejarah tersebut yakni sebuah Istana Kesultanan yang hingga kini masih berdiri kokoh dan megah bernama Istana Kadriyah Pontianak atau yang juga bernama Keraton Kadariah.
Bentuk Istana Kadriyah Pontianak ini memang sangat mirip dengan nuansa Istana kerjaan Melayu lainnya di Indonesia terutama di pulau Sumatera.
Baca juga : Inidia 5 keraton di kalimantan barat dan lokasinya
Begitu saya tiba Istana Kadriyah Pontianak, warna kuning dan hijau pada bangunan maupun pada area disekitar istana.
Hal ini tentunya mengingatkan saya pada semua bangunan istana di pulau Sumatera yang didominasi warna hijaun dan warna kuning.
Bahkan ornamen bangunannya bernuansa islami.
Yah mungkin saja karena sama sama ada unsur melayu dan muslimnya sehingga warna dan bentuknya sama.
Baca Juga : Intip Megahnya istana Siak di Riau yang ada di kabupaten Siak
Daftar Isi Contents
Sejarah Keraton Kadariah
Secara historis, Keraton Kadariah ini mulai dibangun pada tahun 1771M dan baru selesai pada tahun 1778M.
Tak lama setelah Keraton selesai dibangun oleh Sayyid Syarif Abdurrahman Alkadri di nobatkan sebagai sultan pertama Kesultanan Pontianak.
Dan Dalam perkembanganya, keraton ini terus mengalami proses renovasi dan rekonstruksi hingga menjadi bentuk yang sekarang ini.
Menurut petugas setempat, Istana Kadriyah Pontianak ini adalah istana yang dimiliki okeh keluarga Kerjaan Kesultanan Kadriyah Pontianak.
Kesultanan ini sendiri adalah sebuah kesultanan Melayu yang didirikan pada tahun 1771 oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie.
Beliau adalah seorang keturunan Rasulullah dari Imam Ali ar-Ridha di daerah muara Sungai Kapuas yang termasuk kawasan yang diserahkan Sultan Banten kepada VOC Belanda.
Baca juga : Ini dia 10 kota terbesar di kalimantan barat berdasarkan jumlah penduduknya
Ia akhirnya melakukan dua pernikahan politik di Kalimantan.
Yang pertama dengan putri dari Kerajaan Mempawah dan kedua dengan putri dari Kesultanan Banjar yakni Ratu Syarif Abdul Rahman, putri dari Sultan Tamjidillah I, sehingga ia dianugerahi gelar Pangeran.
Setelah mereka mendapatkan tempat di Pontianak, kemudian mereka mendirikan Istana Kadriyah ini dan mendapatkan pengesahan sebagai Sultan Pontianak dari Belanda pada tahun 1779.
Baca Juga : Megahnya Istana Kuning Pangkalanbun, Peninggalan Kerajaan kutaringin
Koleksi Keraton Kadariah
Berbagai Koleksi Keraton Kadariah bisa kita lihat sendiri secara langsung.
Pada bagian Struktur bangunan Keraton Kadariah ini terbuat dari kayu pilihan. Terutama Pada bagian depan, tengah, dan kiri depan Keraton.
Saat kita memasuki kawasan Istana Kadriyah Pontianak, kita akan melihat 13 meriam kuno buatan Portugis dan Prancis.
Lalu ada juga Sebuah ruangan berupa mimbar yang menjorok kedepan yang dulunya digunakan Sultan sebagai tempat peristirahatan.
Ruangan ini juga digunakan untuk sekadar untuk menikmati keindahan pemandangan sungai kapuas dan sungai landak.
Nah di ruangan ini juga kita dapat melihat Genta, sebuah alat yang dulunya dipakai untuk penanda adanya marabahaya.
Kemudian Pada aula utama keraton ini juga terdapat cermin antik dari Prancis yang oleh masyarakat setempat disebut Kaca Seribu.
Istana Kadriyah ini juga masih memiliki koleksi benda- benda bersejarah yang cukup lengkap seperti beragam perhiasan yang digunakan secara turun temurun.
Lalu ada benda-benda kuno seperti benda pusaka dan artefak, barang pecah belah, foto keluarga Sultan dan arca- arca.
Baca : Catat 20 Destinasi Wisata di Ketapang Kalimantan Barat
Lokasi Istana Kadriyah Pontianak
Keraton Kadriyah Pontianak ini berhadapan dengan Masjid Jami Pontianak yang kini bernama Masjid Sultan Syarif Abdurrahman.
Lokasinya terletak di Jalan Tanjung Raya no 1, Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak atau berada ditepian sungai Kapuas Kalimantan Barat.
Tenang saja, Lokasi Keraton atau istana ini berada di pusat kota sehingga bisa memudahkan wisatawan untuk mengunjunginya.
Akses ke keraton atau istana Kadriyah ini dapat dilalui dengan jalur darat ataupun jalur sungai.
Nah Jika kalian menggunakan jalur darat maka dapat menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat.
Sedangkan jika kalian menggunakan jalur sungai anda dapat menggunakan perahu atau speedboat dari pelabuhan Senghie.
Jika kalian bingung, kalian bisa google maps saja dan nantinya akan membawa kalian langsung datang ke istana cantik ini.
Harga Tiket Istana Kadriyah di Pontianak
Oh ya, Istana yang kini juga menjadi museum Kraton Kadriyah Pontianak dibuka untuk umum atau wisatawan yang ingin datang dan mengenal istana ini lebih jauh.
Jam operasinal Istana Kadriyah Pontianak selalu dibua setiap hari mulai pulul 08.00 hinga pukul 18.00 malam.
Dan untuk Harga Tiket masuk Istana Kadriyah Pontianak ini masih Gratis guys.
Namun tentunya kalian bisa memberikan donasi seiklasnya jika ingin membantu petugas yang berjaga.
Atau setidaknya berdonasi kepada guide yang menamani kalian berkeliling dan menjelaskan perihal sejaran Istana Kadriyah di Pontianak.
Keren… Dengan aktif nya remaja dan pemuda Indonesia untuk sama mengangkat pariwisata Indonesia ke mata dunia… Sangat trus omed…
Amiennn smngat