6 Potret Taman Nasional Lorentz, Taman Paling Eksotis di Indonesia
Alam Indonesia tidak pernah mengecewakan. Tidak pernah kalah indahnya. Ingin bukti? Coba lihat foto-foto Taman Nasional Lorentz ini. Taman nasional terbesar di Asia Tenggara yang eksotisnya tiada tara.
“Memuja pulau nan indah permai, tanah airku Indonesia……”
Masih ingat lagu apa? Iya, lagu Rayuan Pulau Kelapa. Lagu tersebut diciptakan oleh Ismail Marzuki, sama sekali bukan tanpa alasan. Tanah air kita memang sungguh indah, tiada yang mampu menyamainya.
Tidak percaya?
Coba lihat kompilasi foto Taman Nasional Lorentz berikut. Dijamin, Anda pasti kagum dengan taman nasional terbesar se-Asia Tenggara yang ada di Indonesia. Iya, milik kita bersama. Yuk, dijaga 😊
Daftar Isi Contents
Ditemukan Penjelajah Belanda
Namanya terasa asing, ya? Anda tidak salah, kok. Hendrikus Albertus Lorentz, seorang penjelajah asal Belanda sedang melakukan ekspedisinya yang kesepuluh pada 1909.
Dalam ekspedisinya tersebut ia melewati dataran yang saat ini diberi nama sama seperti nama belakangnya.
Pasti ia terkagum-kagum, seperti saya dan Anda saat kali pertama melihat foto Taman Nasional Lorentz. Indah ya?
Aneka Ragam Hayati di Taman Nasional Lorentz
Dari gambarnya saja, Anda bias menebak, kan? Luas sekali.
Tepatnya 2,4 juta hektare. Nah Karena luasnya ini, Taman Nasional Lorentz mendapat gelar Taman Nasional Terluas di Asia Tenggara. Bangga, ya?
Selain itu, taman nasional ini menjadi representasi ekosistem dengan keanekaragaman hayati paling lengkap di Asia Pasifik, lho.
Dan dikawasan ini tercatat aAda 34 tipe vegetasi yang bisa ditemukan di sini, di antaranya hutan rawa, hutan tepi sungai, hutan sagu, hutan gambut, pantai pasir karang, hutan hujan, hutan kerangas, hingga lumut kerak.
Baca juga: Daftar Taman Nasional di Indonesia
Taman Nasional Lorentz, Warisan Negeri dan Dunia
Sepuluh tahun setelah ditemukan H.A. Lorentz, taman nasional yang berada di Provinsi Papua ini secara resmi diakui oleh pemerintahan Hindia Belanda.
Pada 1978, pemerintahan Indonesia menetapkan Taman Nasional Lorentz sebagai cagar alam (Strict Nature Reserve).
Tidak berhenti di situ. Pada 1999, Taman Nasional Lorentz didaftarkan sebagai World Heritage Sites, yang kemudian menjadi ASEAN Heritage Parks melalui ASEAN Declaration on Heritage Parks.
Rumah Aneka Satwa
Selain memiliki keragaman hayati, cagar alam ini juga menjadi rumah untuk aneka satwa. Ada sekitar 630 jenis burung dan 123 jenis mamalia.
Sebanyak 70% populasi burung tersebut berasal dari Papua. Beberapa di antaranya menjadi ciri khas Taman Nasional Lorentz, yakni kasuari, megapoda, merpati, kakatua, burung udang, burung madu.
Lalu ada juga 20 jenis endemik di antaranya cendrawasih ekor panjang (Paradigalla caruneulata) dan puyuh salju (Anurophasis monorthonyx).
Mejeng jadi Google Doodle
Tepat 4 Desember tahun lalu, taman ikon Papua ini muncul menjadi Google Doodle. Wah, keren betul!
Hal ini lantas menjadi trending topic di kalangan warganet. Super bangga jadi orang Indonesia. Pada satu hari itu, topik tentang Taman Nasional Lorentz dibahas hampir di semua platform berita nasional.
Anda ketinggalan? Ini saya tampilkan gambar Google Doodle yang dikonsep awal oleh Alyssa Winans.
Kalau masih penasaran, Anda bisa mengaksesnya di link berikut
https://www.google.com/doodles?hl=id&q=Lorentz%20National%20Park
Waktu Berkunjung
Beberapa wisata alam di Indonesia memang dipengaruhi cuaca dan iklim. Sama seperti di Taman Nasional Lorentz.
Agar memperoleh pengalaman wisata terbaik, sebaiknya Anda berkunjung pada bulan Agustus hingga Desember.
Pada musim tersebut, Anda bisa memandangi keindahan Danau Habema di Habema Valley sambil mengamati burung-burung yang terbang riang.
Setelahnya, Anda bisa datang ke desa-desa Asmat dan bertemu dengan suku asli Agats yang mahir dengan ukiran kayunya.
Baca juga: Jadwal Kapal Pelni dari Pelabuhan Agats Asmat Papua
Rute ke Taman Nasional Lorentz
Kalau Anda coba search di Google Maps, Anda akan menemui kesulitan untuk menemukan rute ke Taman Nasional Lorentz.
But, don’t worry.
Bagi Anda yang ingin ke sana, Anda bisa menggunakan jalur laut dan udara. Yang paling mudah dan cepat, tentu menggunakan jalur udara.
Dari jalur laut, Anda bisa menaiki kapal Pelni dengan tujuan Timika, Agats, Fak fak, atau Merauke. Jalur ini membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih banyak dibandingkan dengan jalur udara.
Sedangkan melalui jalur udara, Anda bisa menaiki pesawat terbang domestik tujuan Wamena, Jayapura, Biak, atau Timika.
Jangan lupa untuk mempersiapkan akomodasi sebelum memutuskan melancong, ya.
Ada beberapa penginapan terdekat yang bisa Anda temukan, seperti di Timika, Agats, Wamena dan sekitarnya.
Baca juga: Enam Tempat Wisata di Wamena Kabupaten Jayawijaya
Bagaimana, travellers? Tertarik untuk datang ke dataran eksotis ini?
Jangan lupa share artikel ini jika bermanfaat untuk Anda, ya.
Selalu jaga kesehatan ketika bepergian, jaga lingkungan wisata, dan perhatikan anak-anak Anda selama berwisata.
Semoga liburan Anda menyenangkan!